Suara.com - Nasib yang berbeda 180 derajat diukir dua ganda putra Indonesia, Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan dan Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon, kala jumpa Hiroyuki Endo/Yuta Watanabe.
Bila Kevin/Marcus harus menelan lima kekalahan beruntun dari pasangan Jepang itu sepanjang 2019, tidak demikian halnya dengan Hendra/Ahsan.
Pasangan berjuluk The Daddies itu justru tak pernah kalah dari Endo/Watanabe tahun ini. Bahkan, mereka menekuk peringkat lima dunia lima kali beruntun.
Teranyar terjadi di babak final bulutangkis BWF World Tour Finals 2019, Minggu (15/12) lalu, dengan skor 24-22 dan 21-19.
Baca Juga: Cerai dari Winny, Tontowi Absen di 3 Turnamen Bulutangkis Awal Tahun
Ahsan menyebut tak ada resep khusus untuk mengalahkan Endo/Watanabe. Namun yang pasti, bermain sabar adalah pilihan yang harus diambil.
"Kita harus tahan dulu dari pertahanannya karena mereka tidak mudah mati. Kita harus siap dari pemikiran jangan berharap bisa mematikan hanya di satu atau dua pukulan," ujar Ahsan ditemui di Pelatnas PBSI, Cipayung, Jakarta Timur, Kamis (26/12/2019).
"Kalau kita tidak sabar, kita jadi bisa melakukan kesalahan," tambahnya.
Selain mentalitas dan fokus, Ahsan mengungkapkan strategi untuk 'mematikan' Endo/Watanabe. Bermain baik khususnya di depan net disebutnya jadi salah satu kunci.
"Memang dari depan yang mudah mematikan (Endo/Watanabe). Karena jaraknya paling dekat, kalau dari belakang susah buat menembus," jelas pebulutangkis 32 tahun.
Baca Juga: Jauh dari Orang Tua, Andre Pilih Rayakan Natal Bareng Keluarga Pacar
"Kalau dari depan, istilahnya kita nyolong pukulan. Memotong bola. Tapi, namanya instruksi kadang-kadang enggak berhasil, tergantung kondisi di lapangan. Lawan juga kadang berbeda tipe permainannya," pungkas Ahsan.