Suara.com - Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi (Kabid Binpres) PBSI, Susy Susanti menjelaskan akan menurunkan level turnamen yang diikuti wakil tunggal putri Indonesia.
Keputusan itu merupakan buntut dari buruknya penampilan Gregoria Mariska Tunjung dan kawan-kawan sepanjang kalender kompetisi 2019.
Gregoria yang sempat menembus peringkat 13 dunia pada pertengahan tahun, justru tampil inkonsisten dan kerap kali tersisih di babak awal turnamen.
Kondisi itu membuat rangking peraih medali emas Kejuaraan Dunia Junior 2017 itu melorot. Kini, Gregoria duduk di peringkat 24 dunia.
Baca Juga: Olimpiade 2020 Semakin Dekat, Hendra / Ahsan Diminta Jaga Fisik
Sementara hal yang sama juga dialami Fitriani. Setelah menjuarai ajang Thailand Masters 2019, tunggal putri 20 tahun itu tampil buruk hampir sepanjang tahun hingga terdampar diperingkat 28 dunia.
Dalam perjalanannya, PBSI terus mengirim wakil-wakil tunggal putri Merah Putih ke turnamen level tinggi semacam Indonesia Open, All England, maupun China Open.
Hal itu dilakukan dengan tujuan mendongrak peringkat Gregoria dan kawan-kawan, dengan asumsi turnamen level tinggi menjanjikan poin lebih banyak.
Namun, yang terjadi justru sebaliknya. Fitriani dan kolega terlihat belum mampu tampil di level tinggi dalam hal ini turnamen BWF World Tour Super 750 ke atas, hingga selalu tampil jeblok.
"Tahun lalu dan tahun ini tunggal putri secara peringkat dunia banyak menurun. Ini jadi PR (pekerjaan rumah) bagi kita," beber Susy saat dihubungi Suara.com, beberapa waktu lalu.
Baca Juga: Herry IP Tak Ingin The Minions Jumpa Endo / Watanabe di Olimpiade
"Jadi sekarang bagaimana kita ingin loloskan dulu mereka ke Olimpiade. Perbaikan tak cuma segi peringkat, tapi juga prestasi," sambungnya.