"Padahal sebelum datang dia itu memeluk Shalfa, memberi motivasi. Tapi tiba-tiba bicara seperti itu. Saya juga tidak tahu kenapa," beber Imam.
"Seketika saya langsung reaktif, saya ajak (Shalfa) keluar. Saya bilang ke dia (Amsori), Bu Khofifah (Indar Parawansa, Gubernur Jatim) sudah telepon saya dan statement-nya sangat positif."
"Kok bapak (Amsori) bisa-bisanya bicara seperti itu. Ya sudah, akhirnya sama mas Abu mereka berdua (utusan KONI) disuruh keluar," sambungnya.
Menurut Imam, pertemuan antara Shalfa dan Gubernur Jatim Khofifah sejatinya jadi titik temu bahwa permasalahan mengenai tuduhan sang atlet tidak perawan sudah selesai.
![Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa (ketiga kiri) berjalan mendampingi atlet senam Shalfa Avrila Sania (ketiga kanan) usai menggelar pertemuan di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Senin (2/12/2019). [Antara/Moch Asim]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2019/12/03/71923-gubernur-jatim-khofifah-bertemu-shalfa.jpg)
Namun, sikap utusan KONI Jatim justru membuat permasalahan kembali mencuat dan tersebar di berbagai media.
"Dari sisi komunikasi ini sebenarnya sudah terselesaikan saat kita diterima baik Bu Khofifah," tuturnya.
"Jadi sebenarnya yang disayangkan Wali Kota Kediri itu, ini (kondisinya) sudah bagus tapi (sikap) utusan KONI Jatim justru seperti itu," pungkas Imam Muklas, kuasa hukum atlet senam Indonesia, Shalfa Avrila Siani.