Suara.com - Legenda tinju George Foreman menilai Deontay Wilder belum pantas mengklaim dirinya sebagai petinju dengan pukulan terkeras dalam sejarah.
Sebelumnya, Wilder menyebut pantas mendapat penghormatan sebagai petinju yang memiliki pukulan paling keras usai kalahkan Luis Ortiz dalam duel ulang, Sabtu (23/11/2019).
Dalam duel yang berlangsung di MGM Grand Garden Arena, Las Vegas, Amerika Serikat itu, Deontay Wilder menang KO ronde ketujuh.
Kemenangan KO itu jadi yang ke-41 dalam 43 pertarungan profesionalnya, dimana belum sekalipun menelan kekalahan.
Baca Juga: Soal Makanan Halal di SEA Games, Hanifan: Bila Hanya Ada Daging Babi, Ya...
Meski mempunyai reputasi kemenangan KO yang tinggi, namun George Foreman menilai juara dunia kelas berat WBC itu belum teruji.
Mantan juara dunia kelas berat ini menyebut Deontay Wilder masih harus membuktikan kemenangan melawan petinju top.
Ia juga menganggap pukulan Wilder belum sekeras legenda tinju dunia, seperti Joe Louis, Joe Frazier, dan Mike Tyson.
"Deontay Wilder petinju bagus, tapi dia belum mendekati bagusnya seperti Joe Louis, Joe Frazier, atau Mike Tyson," kata Foreman, dikutip dari The Sun, Kamis (28/11/2019).
"Wilder belum mendekati pengakuan sebagai petinju dengan pukulan terkeras," lanjutnya.
Baca Juga: Agnez Mo Sebut Tak Berdarah Indonesia, Sang Ayah Pernah Bela Timnas Garuda
"Bagi saya, dia harus memiliki penampilan seperti yang dilakukan Mike Tyson saat melawan Trevor Berbick."
"Saya melihat langsung pertarungan Mike Tyson tersebut di Las Vegas, dan berpikir, 'Orang ini adalah mimpi buruk!" tukas George Foreman.
Duel Mike Tyson vs Trevor Berbick berlangsung di Las Vegas Hilton, AS pada 22 November 1986.
Pada pertarungan itu Mike Tyson yang dijuluki Si Leher Beton menang TKO ronde kedua, dan menjadi juara dunia baru kelas berat WBC di usia 20 tahun 145 hari.
Sementara itu, setelah ini rencananya Deontay Wilder akan melakukan duel ulang melawan Tyson Fury pada Februari 2020 mendatang.