Suara.com - Sprinter muda andalan Indonesia, Lalu Muhammad Zohri akan mengalokasikan bonus dari PB PASI untuk mendirikan usaha toko bangunan di kampung halamannya di Lombok.
Zohri mendapat bonus Rp 360 juta setelah mencatatkan prestasi gemilang sepanjang 2019. Dia tercatat empat kali memecahkan rekor pribadi baik di nomor 100 meter maupun 200 meter.
Rekor yang dicatatkan peraih medali emas Kejuaraan Dunia Atletik U-20 2018 itu antara lain pemecahan rekor sprinter tercepat Asia Tenggara yang dipegang Suryo Agung.
Pelari 19 tahun itu mencetak waktu 10,15 detik di semifinal nomor lari 100 meter putra Kejuaraan Atletik Asia 2019.
Baca Juga: Bos Yamaha: Motor Rossi dan Vinales Kini Lebih Halus dan Bertenaga
Hasil itu melampaui rekor Suryo Agung yang mecatatan waktu 10,17 detik di SEA Games 2009.
Kemudian Zohri turut mempertajam catatan waktunya menjadi 10,13 detik di final Kejuaraan Atletik Asia 2019.
Tak hanya sampai disitu, Lalu Muhammad Zohri kembali tampil gemilang di Golden Grand Prix Osaka, Jepang 2019.
Ia mencetak rekor pribadi dengan catatan waktu 10,03 detik yang juga menghantarkannya lolos ke Olimpiade 2020 Tokyo.
Sementara satu rekor lainnya dicetak Zohri di level nasional saat turun di Kejurnas Atletik 2019.
Baca Juga: Legenda Tinju Dunia Evander Holyfield Bersiap Tarung Lagi di Usia 57 Tahun
Dia memecahkan rekor nasional di nomor 200 meter putra dengan catatan waktu 21,14 detik, dan sekaligus mempertajam rekor junior atas namanya sendiri.
"Bonusnya saya ambil untuk usaha. Karena kalau tidak untuk usaha tidak dikasih," ujar Zohri di Stadion Madya, Senayan, Jakarta, Rabu (20/11/2019).
"Uangnya untuk membeli tanah, buat usaha juga. Usaha makanan dan toko bangunan. Usaha toko bangunan sudah sekitar 95 persen, tinggal diisi, yang jaga kakak di Lombok," sambungnya.
Peraih medali perak Asian Games 2018 bersama tim estafet 4x100 meter putra itu menyebut ide usaha toko bangunan datang dari sang paman.
Sang paman, kata Zohri, menyebut usaha tersebut masih jarang ditemui di kampung halamannya. Bila ada, toko tersebut pun tak terlampau besar.
"Di sana tidak ada toko bangunan, jarang. Yang ada kecil-kecil, jadi menurut saya peluangnya besar," jelas Zohri.
"Saya kira orang pasti selalu butuh yang namanya alat-alat bangunan. Itu saya ngobrol dengan paman terkait idenya."
Sebelum membuat toko bangunan, Zohri juga telah membuka usaha minimarket di kampung halamannya. Minimarket tersebut dinamainya Zohri Mart.
"Sebenarnya mau buka minimarket lagi, tapi karena terlalu banyak saingan jadinya tidak jadi. Minimarket sebelumnya, Zohri Mart masih laku sampai sekarang," pungkas sprinter berjuluk Bocah Ajaib dari Lombok tersebut.