Tinju Dunia: Tiga Momen Bersejarah Petinju Indonesia Daud Yordan

Rizki Nurmansyah Suara.Com
Minggu, 17 November 2019 | 17:07 WIB
Tinju Dunia: Tiga Momen Bersejarah Petinju Indonesia Daud Yordan
Petinju Indonesia, Daud Yordan, berpose dengan sabuk juara kelas ringan super WBC International Challenge Belt yang belum lama ini didapatnya dan sabuk kelas ringan WBO Inter-Continental, saat berkunjung ke redaksi Suara.com, Kamis (8/8/2019). [Suara.com/Arya Manggala]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sebuah sejarah baru saja diukir Daud Yordan. Dia menjadi petinju pertama Indonesia yang menjadi juara dunia di tiga kelas berbeda.

Tinta emas itu diukir pria kelahiran Sukadana, Kalimatan Barat, 10 Juni 1987 ini usai mengalahkan Michael Mokoena pada, Minggu (17/11/2019).

Duel antara Daud Yordan vs Michael Mokoena berlangsung di Jatim Park 3 Kota Batu, Malang, Jawa Timur.

Kejuaraan tinju dunia kelas ringan super ini memperebutkan dua sabuk sekaligus, yakni sabuk juara dunia IBA dan WBO Oriental.

Baca Juga: Unggul Lebih Dulu, Hendra / Ahsan Jadi Runner-up Hong Kong Open 2019

Keberhasilan Daud Yordan merebut sabuk IBA membuatnya kembali ke jalur juara dunia yang sudah enam tahun dinantinya.

Berikut momen bersejarah dalam hidup petinju Indonesia Daud Yordan:

1. Juara Dunia Kelas Bulu IBO

Pertama kali Daud Yordan mencoba menggapai tangga juara dunia, yakni kala melawan juara dunia kelas bulu WBA (Super) Chris John.

Pertarungan sesama petinju Indonesia ini berlangsung di Jakarta International Expo pada 17 April 2011.

Baca Juga: Starting Grid MotoGP Valencia, Fabio Quartararo Start Terdepan

Legenda tinju Indonesia, Chris John (kedua dari kiri), dan petinju kenamaan nasional saat ini, Daud Yordan (kedua dari kanan). [AFP/Louis Kwok]
Legenda tinju Indonesia, Chris John (kedua dari kiri), dan petinju kenamaan nasional saat ini, Daud Yordan (kedua dari kanan). [AFP/Louis Kwok]

Kala itu, Daud Yordan yang belum genap berusia 24 tahun, kalah angka mutlak dari seniornya tersebut.

Selang sekitar setahun kemudian, anak kelima dari enam bersaudara pasangan Hermanus Lay Tjun dan Nathalia ini mewujudkan cita-citanya jadi juara dunia.

Dia berhasil meraih gelar juara dunia kelas bulu IBO usai memukul KO ronde kedua petinju Filipina, Lorenzo Villanueva, 5 Mei 2012 di Marina Bay Sands Hotel, Singapura.

Ia pun menjadi petinju Indonesia kelima yang jadi juara dunia setelah Ellyas Pical, Nico Thomas, Chris John, dan M. Rachman.

Petinju Indonesia, Daud Yordan (kanan), merayakan keberhasilannya menjadi juara dunia kelas bulu IBO usai mengalahkan Lorenzo Villanueva (Filipina) di Marina Bay Sands Hotel, Singapura, Sabtu (5/5/2012). [AFP/Simin Wang]
Petinju Indonesia, Daud Yordan (kanan), merayakan keberhasilannya menjadi juara dunia kelas bulu IBO usai mengalahkan Lorenzo Villanueva (Filipina) di Marina Bay Sands Hotel, Singapura, Sabtu (5/5/2012). [AFP/Simin Wang]

2. Juara Dunia Kelas Ringan IBO

Setelah sabuk juara dunia kelas bulu IBO-nya direbut petinju Afsel, Simpiwe Vetyeka pada 14 April 2013, Daud Yordan memutuskan naik ke kelas ringan.

Petinju Indonesia Daud Yordan (kiri) bersama pemilik Mahkota Promotion Raja Sapta Oktohari (tengah), dan Managing Director Mahkota Promotion Urgyen Rinchen Sim. [Dok. M-Pro]
Petinju Indonesia Daud Yordan (kiri) bersama pemilik Mahkota Promotion Raja Sapta Oktohari (tengah), dan Managing Director Mahkota Promotion Urgyen Rinchen Sim. [Dok. M-Pro]

Dalam debutnya di kelas ringan, petinju yang kini berusia 32 tahun itu langsung menjalani duel perebutan sabuk lowong juara dunia kelas ringan IBO.

Pada pertarungan di Metro City, Australia, 6 Juli 2013 itu, Daud Yordan menang angka mutlak atas Daniel Brizuela dari Argentina.

3. Juara Dunia Kelas Ringan Super IBA

Hari Minggu, 17 November 2019, jadi hari yang penuh sejarah bagi pertinjuan Indonesia.

Di momen inilah Daud Yordan mengukir tinta emas sebagai petinju Indonesia pertama yang menggenggam sabuk juara dunia di tiga kelas berbeda.

Petinju Indonesia Daud Yordan (kedua kiri ) berpose dengan petinju Afrika Selatan Michael Mokoena (kanan) disaksikan Presiden Direktur M-Pro Gustiantira Alandy (kiri) dan Managing Director M-Pro Urgyen Rinchen Sim (kedua kanan) dalam konferensi pers di Batu, Jawa Timur, Jumat (15/11/2019). [Antara/Ari Bowo Sucipto]
Petinju Indonesia Daud Yordan (kedua kiri ) berpose dengan petinju Afrika Selatan Michael Mokoena (kanan) disaksikan Presiden Direktur M-Pro Gustiantira Alandy (kiri) dan Managing Director M-Pro Urgyen Rinchen Sim (kedua kanan) dalam konferensi pers di Batu, Jawa Timur, Jumat (15/11/2019). [Antara/Ari Bowo Sucipto]

Prestasi itu diukir suami dari Angela Megaria Panuda ini usai menang TKO ronde kedelapan atas Michael Mokoena.

"Ini kado terbesar di penghujung tahun. Karena bisa raih prestasi ini. Ini prestasi yang luar biasa, baik untuk saya pribadi maupun Mahkota Promotion," ujar Daud Yordan usai pertarungan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI