Suara.com - Partai besar menunggu petinju muda Indonesia, Ongen Saknosiwi. Dia akan menghadapi Marco Demecillo (Filipina) dalam perebutan gelar juara dunia kelas bulu (57,1 kg) versi IBA, Minggu (17/11/2019).
Deul yang akan berlangsung di kawasan Jatim Park 3, Kota Batu, Jawa Timur ini menjadi perebutan gelar juara perdana bagi Ongen yang mengawali debut profesional pada 2016 silam.
Merujuk rekor tanding, Ongen bisa dibilang akan menghadapi lawan tangguh nan sarat akan pengalaman. Dilansir BoxRec, Demecillo telah memulai karier profesoonal pada 2008.
Dalam kurun waktu 11 tahun, petinju berusia 29 tahun itu memiliki rekor pertarungan 24 menang dengan 19 di antaranya KO, delapan kali kalah (2 KO), serta satu seri.
Baca Juga: Berpeluang Ukir Sejarah, Ongen Saknosiwi Fokus ke Pertarungan
Di sisi lain, Ongen bisa dibilang masih minim jam terbang. Petinju 25 tahun itu baru memainkan tujuh pertarungan dengan hasil selalu menang KO.
Kendati demikian, petinju yang juga merupakan prajurit TNI-AU ini tak gentar. Di bawah asuhan Pino Bahari, pelatih yang juga menangangi Daud Yordan, ia yakin bisa mengalahkan Demecillo.
"Persiapannya, saya sudah siap tanding untuk duel 17 November nanti. Saya sudah siap agar sabuk IBA ini tetap berada di Indonesia," ujar Ongen di Jatim Park 3, Kota Batu, Jawa Timur, Jumat (15/11/2019).
"Untuk sparring kita sudah sparring selama 102 ronde. Saya pikir sudah cukup."
"Karena dia juara di Filipina, (saya menganggap) lawan bagus. Jadi kami persiapan lebih bagus untuk lawan dia," sambungnya.
Baca Juga: Tinju Dunia: Demicello Sudah Pelajari Gaya Tarung Ongen Saknosiwi
Kendati punya optimisme tinggi untuk menang, Ongen tak mencanangkan target terlalu muluk. Kemenangan KO disebutnya hanya bonus, dan jika ada kesempatan dia siap mewujudkan hal itu.
"Kalau ada kesempatan pasti di dunia tinju ini kita tak bisa prediksi. Jika ada kesempatan saya akan pukul KO," beber Ongen.
Berpeluang Cetak Sejarah
Ongen Saknosiwi diambang sejarah baru bagi dunia pertinjuan Indonesia. Jika berhasil menang menghadapi Marco Demecillo, dia akan menjadi petinju nasional pertama yang sukses meraih gelar juara dunia di bawah 10 pertarungan.
Seperti yang telah dijabarkan di atas, petinju kelahiran Desa Weinibe, Pulau Buru, Maluku itu baru memainkan tujuh duel selama karier profesioanlnya.
Artinya, apabila sukses mengkanvaskan Marco Demecillo, Ongen bisa meraih gelar juara dunia kelas bulu versi IBA hanya dengan catatan delapan kali mengikuti pertarungan.
Menanggapi hal itu, Ongen enggan terbeban. Dia menyebut hanya fokus bagaimana menjalankan pertarungan yang bakal tersaji di depan publik sendiri.
"Awalnya saya tak terpikir ke situ, saya hanya fokus ke pertandingan," ujar Ongen Saknosiwi kepada Suara.com, di kawasan Jatim Park 3, Kota Batu, Jawa Tengah, Sabtu (16/11/2019).
"Kalau bisa cetak sejarah itu hanya bonus bagi saya. Untuk beban sih tidak ya," pungkasnya.
Perang Urat Syaraf
Bertarung di negara lawan tak membuat nyali Marco Demecillo menciut. Petinju Filipina itu justru tertantang dan bersemangat untuk menundukan Ongen Saknosiwi di depan publik Indonesia.
Dengan selaga persiapan yang telah dijalani, petinju 29 tahun itu mengaku percaya diri untuk bisa mengalahkan Ongen, petinju yang digadang-gadang sebagai rising star Indonesia.
"Pertarungan ini saya sangat percaya diri. Saya sudah persiapkan sangat keras," ujar Marco Demicillo saat konferensi pers jelang tarung di kawasan Jatim Park, Kota Batu, Jawa Timur, Jumat (15/11/2019) malam WIB.
"Saya udah mengobservasi lawan juga. Seperti itu," pungkasnya.
Duel antara Ongen vs Mokoena merupakan partai tambahan (undercard) dari pertarungan utama dalam event bertajuk Mahkota Boxing Series 2019.
Pertarungan utama yang memperebutkan gelar juara dunia kelas ringan super versi IBA dan WBO Continental itu akan mempertemukan Daud Yordan vs Michael Mokoena (Afrika Selatan).