"Lalu setelah itu ada cerita di luar olah raga, hal-hal yang tidak terlihat dengan segala kesulitan untuk tetap bertahan," sambungnya.
Sebagaimana dikisahkan, Susy Susanti nyatanya tak mendapat penghormatan yang layak meski telah berhasil mengibarkan bendera Indonesia dan membuat lagu Indonesia Raya berkumandang di ajang olah raga paling prestisius itu.
Dia sempat kesulitan mengurus surat izin pernikahan dengan Alan Budikusuma, atlet tunggal putra peraih medali emas di Olimpiade 1992 Barcelona--prestasi yang membuat keduanya dijuluki sedemikian romantis "Pengantin Olimpiade Barcelona".
Baca Juga: 5 Best Otomotif Pagi: Rossi Berjaket Mahal, Marquez Geber CBR1000RR-R
Diskriminasi terhadap etnis Tionghoa, membuat Susy Susanti kesulitan mengurus segala macam hal karena status kewarganegaraannya diragukan. Padahal, hampir semua orang Indonesia tahu dia adalah atlet pertama yang berhasil membawa pulang medali emas ke Tanah Air.
Stereotip buruk yang melekat kepada etnis tertentu di Indonesia pada saat itu diperkeruh oleh krisis ekonomi yang tengah terjadi di Tanah Air. Kekacauan terjadi di mana-mana, dan orang Tionghoa menjadi sasaran kemarahan dari segala krisis yang tengah terjadi di Tanah Air.
Dalam momen kelam itu, Susy Susanti dan skuat bulutangkis Indonesia nyatanya berhasil mempersembahkan gelar juara Thomas dan Uber Cup 1998 Hong Kong. Prestasi ini bagaikan oase bagi Indonesia yang tengah dilanda kekacauan.
Hal ini juga sekaligus menjadi tamparan keras bagi pihak-pihak diskriminatif bahwa etnis yang mereka dihakimi secara brutal, nyatanya mampu membawa kebanggaan dan jadi perekat persatuan bagi jutaan rakyat Indonesia.
"Saat itu, untuk bertanding saja 'kan sulit dari segi surat-suratnya. Serta bagaimana kami di bawah tekanan saat Indonesia sedang kacau," pungkasnya.
Baca Juga: 5 Hits Otomotif Pagi: Ada KTM Erzberg Rodeo, Koke Modifikasi Porsche