Suara.com - Sejak didatangkan PBSI pada awal April 2019 lalu, sektor tunggal putri Indonesia belum banyak menunjukkan perubahan berarti di tangan Rionny Mainaky. Khususnya dalam aspek prestasi.
Rionny Mainaky sendiri tak ingin membela diri. Pelatih berusia 53 tahun itu menyadari tingginya ekspektasi akan prestasi tunggal putri yang sudah bertahun-tahun melempem.
"Ya saya pasti kecewa. Apalagi harapan kita, dari pengurus minta hasil bagus. Orang berpikir kan seperti itu, saya kembali ke sini (dengan harapan prestasi membaik)," ujar Rionny.
Kendati demikian, adik kandung Richard Mainaky itu menegaskan tak akan menyerah.
Baca Juga: Klarifikasi Kasus Indisipliner, Praveen: Bukan Bolos, Tapi Ketiduran
Rionny Mainaky tetap bertekad kembali membuat sektor tunggal putri Indonesia kembali diperhitungkan di kancah dunia, seperti era Susy Susanti.
"Tapi dengan hasil ini, saya semangat. Saya ingin perbaiki sistemnya. Untuk generasi yang ada saat ini saya terima lah, terima nasib," tuturnya ditemui di Pelatnas PBSI, Cipayung, Jakarta Timur, Kamis (31/10/2019).
"Semoga ke depannya ada generasi yang muda-muda bagus. Mereka (yang ada di {elatnas) saat ini jadi model (contoh—red) lah," pungkas Rionny Mainaky.