Dony menambahkan, hal itu akan bisa terwujud melalui upaya 3A, yakni Aksesibilitas, Amenitas (fasilitas pendukung pariwisata seperti hotel, restoran, dan fasilitas umum lainnya), serta unsur Atraksi (potensi alam, seni budaya, festival, dan lainnya).
"Tentunya dengan aksesibilitas yang baik, dan dukungan amenitas, serta beberapa unsur atraksi wisata kelas dunia seperti Paragliding World Championship ini, Sumedang semakin optimis menyongsong masa depan yang cerah," ujar Dony.
West Java Paragliding World Championship and Culture Festival 2019 sendiri mempertandingkan kelas Accuracy yang berlangsung di Kampung Toga dan kelas Cross Country di Batu Dua. Selain itu, ada pula Fun Fly yang berlangsung di Waduk Jatigede dan Festival Budaya yang dimeriahkan oleh berbagai pertunjukkan seni budaya hingga kuliner.
Salah satu pilot asal Turki, Viras, memuji penyelenggaraan West Java Paragliding World Championship and Culture Festival 2019. Menurutnya, pelaksanaan kegiatan berjalan dengan baik dengan dukungan pihak panitia yang ramah.
Baca Juga: Ridwan Kamil Promosi Investasi Jabar dan Rangkum Keluhan Investor
"Ketika berinteraksi dengan panitia, di mana-mana semua orang di sini sangat ramah. Ini mencerminkan sekali karakter orang-orang di sini (Sumedang)," ucap Viras.
Dia pun berkelakar tidak akan menunggu tahun depan datang lagi ke Sumedang untuk menyaksikan keindahannya.
"Hal kedua, kami tidak akan menunggu tahun depan untuk kembali ke Sumedang tapi kami akan sesering mungkin berkunjung ke Sumedang," tutupnya.