"Pasti kita ngobrol terus. Saya bilang saja ke om Onny—sapaan akrab Rionny—bahwa saya suka tegang kalau diminta buru-buru. Ganda dan tunggal kan berbeda pola, jadi memberi tahunya berbeda juga," beber Gregoria.
Lebih jauh, Gregoria mengatakan pertukaran pikiran yang dilakukan dengan pelatih bukan perihal tawar-menawar soal program latihan.
Hal itu lebih dimaksudkan untuk mencari cara terbaik perihal kolaborasi pelatih dan anak didiknya.
"Menurut saya itu penting. Tapi saya ngobrol dengan pelatih untuk mencari jalan, bukan untuk menawar. Pastinya kalau untuk menawar juga pelatih tak akan setuju, jadi sekarang komunikasi lebih lancar," ungkap atlet jebolan Mutiara Cardinal tersebut.
Baca Juga: Manny Pacquiao: Saya Terpikir untuk Pensiun, Tapi...
Dengan komunikasi yang lebih lancar dengan Rionny Mainaky, Gregoria berharap bisa mendapat hasil bagus di turnamen-turnamen ke depan.
Terdekat, tunggal putri peraih medali emas Kejuaraan Dunia Junior 2017 itu akan turun di Denmark Open 2019, 15-20 Oktober mendatang.
"Yang penting sih bisa fokus dan keluarkan penampilan terbaik, tapi untuk target sih inginnya delapan besar atau lebih, karena untuk naikin poin," pungkas Gregoria.
Di babak pertama Denmark Open 2019, Gregoria akan menghadapi lawan berat asal India, Pusarla V. Sindhu. Ini menjadi pertemuan keenam, dimana lima laga sebelumnya dimenangkan Pusarla.
Baca Juga: Denmark Open 2019: Anthony Ingin Balas Dendam Lawan Kento Momota