Suara.com - Sprinter muda Indonesia, Lalu Muhammad Zohri gagal tampil melejit di Kejuaraan Dunia Atletik 2019. Zohri langsung terhenti di babak penyisihan yang berlangsung di Doha, Qatar, Jumat (27/9/2019) lalu.
Tampil di nomor 100 meter putra, Zohri yang turun pada heat 6 hanya mampu mencatatkan waktu 10,36 detik di Khalifa International Stadium.
Hasil itu membuat sprinter kelahiran Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat itu hanya mampu finis di urutan keenam.
Secara keseluruhan, Zohri menduduki peringkat 35 dari 48 sprinter yang berlaga di babak pertama.
Baca Juga: Herry Tak Masalah Hendra / Ahsan Gusur Kevin / Marcus dari Ranking 1 Dunia
Sementara itu, hanya peserta urutan 1-24 yang berhak lolos ke semifinal.
Pelatih Lari Jarak Pendek PB PASI, Eni Nuraeni menjelaskan, ada banyak faktor yang membuat anak didiknya itu tampil kurang cemerlang di Kejuaraan Dunia Atletik 2019.
Terlepas dari peringkat yang didudukinya, catatan waktu 10,36 detik bisa disebut sebuah kemunduran bagi Zohri.
Pasalnya, peraih medali perak nomor estafet 4x100 meter putra Asian Games 2018 itu sempat mencatatkan waktu impresif yakni 10,03 detik yang membuatnya berhak lolos ke Olimpaide 2020.
"Sebetulnya nomor satu faktor cuaca dan transportasi agak kurang memuaskan, dari hotel mau ke tempat lomba tidak tepat waktu, sampai terlambat 45 menit," ujar Eni saat dihubungi wartawan, Rabu (2/10/2019).
Baca Juga: Kenapa Petinju Top Dunia Berebut Ingin Lawan Manny Pacquiao? Ini Alasannya
"Padahal kami sudah membuat jadwal agar sampai di tempat lomba dua jam sebelum, jadinya kami terlamat. Itu memengaruhi untuk pemanasan, terburu-buru. Atlet lain juga banyak yang mengalami hal begitu. Bahkan ada yang sampai didiskualifikasi karena terlambat," sambungnya.
Selain faktor non-teknis, Eni tak menampik Zohri tampil kurang maksimal di Doha.
Sprinter berjuluk Bocah Ajaib dari Lombok itu masih bermasalah dengan teknik start, sehingga tertinggal jauh dari pelari lainnya.
"Dari start saja sudah terlambat, dilihat dari reaksi start lebih jelek dari sebelum-sebelumnya. Dia ketinggalan dari lawannya, dia jadi agak grogi dan tidak fokus. Karena tidak fokus itu tekniknya jadi tidak benar. Dari awalnya sudah tidak sempurna," beber Eni.
Eni tak 100 persen menyalahkan Zohri atas kegagalan tersebut. Salah satu faktor lain yang disebut Eni sangat memengaruhi performa anak latihnya itu adalah perihal cuaca.
Cuaca di Khalifa International Stadium disebut Eni terbilang ekstrim. Saat Zohri melakukan pemanasan pada sore hari, suhu di venue masih sangat panas.
Namun, ketika perlombaan berlangsung, suhu di stadion menurun hingga menyentuh 15-18 derajat celcius.
"Sebetulnya prediksi tim pelatih harusnya Zohri bisa mencatatkan waktu dikisaran 10,20 detik, jadi bisa masuk ke babak selanjutnya. Cuma karena pengaruh cuaca dan transportasi ini," tutur Eni.
"Zohri mengatakan saat pemanasan sekian menit dadanya terasa pengap. Jadi kelembabannya sangat tinggi sekali, dan mungkin dia belum pernah mengalami kondisi seperti itu," pungkasnya.