Suara.com - Bak wanita cantik nan seksi, sosok Manny Pacquiao kini jadi 'rebutan' para petinju top dunia. Mereka ingin berada satu ring berduel dengan ikon tinju dunia asal Filipina itu.
Sebut saja Errol Spence Jr. dan Terence Crawford. Begitu juga dengan Mikey Garcia, Danny Garcia, dan Amir Khan yang telah memproklamirkan keinginan melawan Pacquiao.
Kelimanya merupakan pemegang sabuk/mantan juara dunia yang masuk dalam jajaran petinju papan atas di kelas welter—kelas yang digeluti Manny Pacquiao saat ini.
Manny Pacquiao sendiri, meski sudah berusia 40 tahun, telah membuktikan reputasinya masih menjadi salah satu petinju paling top di dunia saat ini.
Baca Juga: Sukses Unifikasi Gelar, Spence Lempar Tantangan kepada Manny Pacquiao
Itu dibuktikan dengan mengalahkan juara dunia kelas welter WBA (Super), Keith Thurman yang usianya 10 tahun lebih muda, 20 Juli lalu.
Lantas apa faktor yang mendasari para petinju dunia berebut melawan Manny Pacquiao? Apa benar cuma karena mengejar prestise? Ataukah ada misi besar di balik itu?
Terkait hal ini, Mahkota Promotion—perusahaan tinju terkemuka di Indonesia—melalui presiden direkturnya, Gustiantira Alandy punya penilaian tersendiri.
Menurutnya, faktor bisnis jadi magnet utama duel melawan Manny Pacquiao begitu besar daya tariknya.
"Nilai jualnya tinggi, jaminan mutu. Biarpun sudah berumur, tapi dari sisi bisnis masih sangat menjual namanya," ujar Tira saat dihubungi Suara.com, Senin (30/9/2019).
Baca Juga: Tinju Dunia: Manny Pacquiao Buka Peluang Hadapi Petinju Muslim Ini di Dubai
"Selain itu secara track record, merupakan petinju yang juara di 8 divisi, dan masih memegang gelar bergengsi saat ini, sehingga exposure-nya akan sangat mendukung petinju-petinju yang akan melawan dia," papar promotor petinju Indonesia, Daud Yordan dan Ongen Saknosiwi ini.