Suara.com - Dunia perbulutangkisan nasional tengah didera polemik. Salah satu ajang pencarian bakat terbesar yang diinisiasi PB Djarum resmi dihentikan pada 2020 mendatang.
Legenda bulutangkis Tanah Air sekaligus pelatih di klub PB Djarum, Christian Hadinata, miris mendengar kabar tersebut.
Menurutnya audisi umum PB Djarum tak boleh berhenti. Lantaran sudah terbukti banyak menyuplai pemain-pemain handal bagi negara dalam hal ini PBSI.
"Saya sendiri secara prbadi, hanya memikirkan dari segi bulutangkisnya saja," ujar Christian saat dihubungi wartawan, Selasa (10/9/2019).
Baca Juga: Begini Kronologi Polemik PB Djarum dan KPAI
"Bagaimana kita bisa melanjutkan tradisi bulu tangkis yang sudah bagus dengan mempersiapkan atlet-atlet usia dini sebagai bagian dari regenerasi," tambahnya.
Christian Hadinata memandang proses pencarian bakat pebulutangkis memang tak lepas dari peran swasta.
Bukan cuma Djarum, kata Christian, para klub-klub lainnya juga turut memiliki andil besar dalam melahirkan para atlet tepok bulu handal Indonesia, yang segala prestasinya bisa membanggakan negara.
"Supaya kesinambungan prestasi jangan sampai selesai karena dasar pembinaan itu yang banyak dilakukan oleh perkumpulan atau klub. Klub-klub itu yang menyediakan bibit-bibit untuk diharapkan menjadi pemain-pemain PBSI atau Indonesia," beber Christian.
"Caranya ya dengan mencari bibit-bibit muda kemudian dibina oleh klub-klub. Salah satunya PB Djarum dengan harapan akan mensuplai atlet ke PBSI dan menjadi juara-juara. Seperti itu arahnya."
Baca Juga: Rudy Hartono: Semua Orang Tahu Djarum Punya Dana, Tapi...
Lebih jauh, berhentinya program audisi dari PB Djarum ini dikhawatirkan bakal mengganggu proses regenerasi atlet.
Sebab salah satu sumber penyuplai bibit-bibit unggul hilang dari cetak biru pembinaan.
"Ini tentu sayang, karena dilihat dari piramida pembinaan, yang paling bawah itu harus lebar dalam artian ke atas semakin mengerucut. Jadi bawahnya (proses pencarian bakat muda) harus banyak," pungkas Christian Hadinata.