Begini Kronologi Polemik PB Djarum dan KPAI

Selasa, 10 September 2019 | 14:00 WIB
Begini Kronologi Polemik PB Djarum dan KPAI
Audisi umum pencarian bakat PB Djarum. [Dok. PB Djarum]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Djarum Foundation melalui klub binaannya, PB Djarum, akan menghentikan audisi umum pencarian bakat bulutangkis pada 2020 mendatang.

Keputusan penghentian menyusul tudingan Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) yang menyebut audisi itu terindikasi sebagai eksploitasi anak terselubung.

Penggunaan brand Djarum pada atribut dan kaos para peserta, dinilai KPAI sebagai upaya memasarkan produk tembakau dengan memanfaatkan tubuh anak sebagai wadah.

Keputusan PB Djarum menghentikan audisi yang telah berlangsung sejak 2006 silam itu menuai banyak tanggapan dari berbagai pihak.

Baca Juga: Ini Klarifikasi KPAI soal Tudingan Eksploitasi Anak pada Audisi PB Djarum

Mayoritas berisi kekhawatiran lantaran klub yang bermarkas dikudus itu rutin memproduksi atlet bulutangkis berbakat.

Sebut saja Liem Swie King, Haryanto Arbi, Alan Budikusuma, Minarti Timur, Tontowi Ahmad, Mohammad Ahsan, hingga Kevin Sanjaya Sukamuljo.

Pasangan ganda putra PB Djarum, Kevin Sanjaya Sukamuljo/Mohammad Ahsan. [Humas PBSI]
Pasangan ganda putra PB Djarum, Kevin Sanjaya Sukamuljo/Mohammad Ahsan. [Humas PBSI]

Lalu, sebenarnya bagaimana awal polemik PB Djarum dan KPAI? Berikut penjabaran Suara.com yang dirangkum dari berbagai sumber:

Awal Mula Polemik Audisi Umum PB Djarum

Sejak 2006 PB Djarum rutin menggelar audisi pencarian bakat atlet muda (11-13 tahun) yang penyelenggaraannya dilakukan diberbagai kota di Indonesia.

Baca Juga: PB Djarum Dituding Eksploitasi Anak, Wali Kota Solo: Salah Besar!

Tahun ini, program pencarian bibit yang dinamakan Audisi Umum Djarum Beasiswa Bulutangkis 2019 itu direncanakan berlangsung di lima kota; Bandung, Purwokerto, Surabaya, Solo Raya dan Kudus.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI