Legenda Bulutangkis Puji Strategi Hendra / Ahsan di Final Kejuaraan Dunia

Selasa, 27 Agustus 2019 | 12:40 WIB
Legenda Bulutangkis Puji Strategi Hendra / Ahsan di Final Kejuaraan Dunia
Pasangan ganda putra Indonesia, Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan merengkuh trofi Kejuaraan Dunia Bulutangkis 2019 di St. Jakobshalle Basel, Swiss, Minggu (25/8/2019) malam WIB. [Humas PBSI]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

"Karena lawan mereka jauh lebih muda, kuat, dan cepat. Kalau game pertama kalah, mereka harus menang di game kedua, artinya kerja mereka makin berat."

"Mereka sudah sangat matang, jadi di game kedua istirahat dulu. Karena kalau enggak istirahat, memporsir straight game, di samping tenaga terkuras, mungkin mereka bisa kalah," sambungnya.

Strategi yang digunakan Hendra/Ahsan disebut Christian menjadi bukti bahwa pasangan juara dunia 2013 dan 2015 itu memang sudah kaya pengalaman.

Ganda putra Indonesia, Hendra Setiawan (kiri) dan Mohammad Ahsan membawa bendera Merah-Putih seusai memenangi pertandingan melawan ganda putra Jepang, Takuro Hoki / Yugo Kobayashi pada laga final Kejuaraan Dunia 2019 di St. Jakobshalle, Basel, Swiss, Minggu (25/8/2019) malam WIB. [ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak]
Ganda putra Indonesia, Hendra Setiawan (kiri) dan Mohammad Ahsan membawa bendera Merah Putih usai memenangi pertandingan melawan ganda putra Jepang, Takuro Hoki / Yugo Kobayashi pada laga final Kejuaraan Dunia Bulutangkis 2019 di St. Jakobshalle, Basel, Swiss, Minggu (25/8) malam WIB. [Humas PBSI]

Meski secara usia sudah melewati masa keemasan—Hendra 35 tahun dan Ahsan 31 tahun—, The Daddies mampu memaksimalkan faktor nonteknis seperti pengalaman dan mental bertanding.

Baca Juga: Emas Kejuaraan Dunia, Kado Istimewa untuk Hendra Setiawan

"Saya pikir ini startegi ini sangat cerdas. Ya, kematangan juara dan cara berpikir pemain berpengalamam pasti seperti itu," pungkas Christian.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI