Suara.com - Stapac Jakarta resmi mundur dari kompetisi Indonesian Basketball League (IBL) musim depan. Kekurangan pemain menjadi kendala utama.
Sebagaimana diketahui, sebagian pilar penting Stapac Jakarta dipanggil mengikuti seleksi Timnas Basket Indonesia.
Hal itu membuat juara bertahan IBL 2018-2019 itu tak memiliki pemain komplet untuk mempersiapkan tim jelang musim anyar .
Dari 15 pemain yang ada dalam rooster mereka, lima diantaranya mengikuti seleksi Timnas Basket 5x5 Indonesia, yakni Abraham Damar, Mei Joni, Vincent Kosasih, Widyantra Putra, dan Kaleb Ramot Gemilang.
Baca Juga: Stapac Ancam Mundur dari IBL, Oki Wira: Sayang Banget
Sementara satu lainnya, yakni Rizky Effendy turut meninggalkan tim karena dipanggil seleksi Timnas Basket 3x3 Indonesia.
Belum cukup sampai di situ, empat pemain lainnya juga dipastikan tak bisa memperkuat tim untuk kompetisi baru.
Mereka adalah Agassi Yeshe Goantara karena harus sekolah di Spanyol, Fandi Andika Ramadhani dan Muhammad Toyib (pensiun), Ruslan (cedera lutut), serta Oki Wira (habis kontrak).
Kabar mundurnya Stapac sendiri dikonfirmasi langsung oleh sang pemilik klub, Irawan Haryono dan Direktur Utama IBL, Junas Miradiarsyah usai rapat pertemuan Perbasi, IBL dan pihak klub di Hotel Fairmount, Jakarta, Senin (26/8/2019).
"Keputusan Stapac Jakarta tahun ini adalah untuk tidak mengikuti kompetisi IBL musim mendatang. Dari liga sendiri sangat menyayangkan, tapi kami paham situasinya," papar Junas Miradiarsyah.
Baca Juga: Polemik Stapac Jakarta, Manajer Timnas Minta Pemilik Klub IBL Tetap Tenang
IBL sendiri, disebut Junas, telah menawarkan beberapa solusi bagi Stapac agar tetap bisa mengarungi musim.
Bantuan yang ditawarkan IBL antara lain memberikan keistimewaan terkait pemilihan rookie atau pemain debutan. Jika tim lain hanya boleh mengambil dua pemain, Stapac boleh memilih lima.
Selain itu, Stapac juga diperbolehkan untuk mengajukan atau mendaftarkan pemain binaannya langsung untuk bermain di IBL.
"Hari ini kita sudah berikan berbagai macam solusi untuk Stapac mulai dari program rookie, ada pemain yang dapat di bawa dari masing-masing klub dan jumlah pemain asing juga ditambah. Jadi, sebetulnya untuk jumlah pemain bisa mencukupi," beber Junas.
Namun, negosiasi dan solusi yang diberikan IBL pada akhirnya tak disetujui Stapac. Irawan atau yang akrab disapa Kim Hong, menyebut solusi yang ditawarkan IBL kurang memuaskan.
"Keputusan kami tak menyalahkan siapapun. Tapi prinsip saya satu, saya ingin dukung timnas agar sukses. Saya minta maaf pada sponsor, teman, dan IBL atas keputusan ini," tutur Irawan.
"Memang tadi saya sudah dikasih solusi macam-macam, tapi solusinya ini menurut saya tidak menyelesaikan semuanya," celotehnya.
"Pertama saya tak mau merugikan timnas. Yang kedua, saya tidak mau dengan saya memaksakan harus main (di IBL), nanti pemain saya jadi tak terpilih masuk timnas karena kepentingan Stapac," pungkas Kim Hong.
Dengan mundurnya Stapac, komposisi tim yang mengikuti IBL musim depan untuk sementara hanya berjumlah delapan tim, ditambah Timnas Basket Indonesia yang memang akan turut bermain di musim reguler.