Oh Ternyata Inilah yang Bikin Karakter Motor Balap MotoGP Berbeda-beda

Minggu, 25 Agustus 2019 | 11:30 WIB
Oh Ternyata Inilah yang Bikin Karakter Motor Balap MotoGP Berbeda-beda
Marc Marquez Gagal Menang di MotoGP Austria. (Instagram/marcmarquez93)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pernahkah kamu bertanya-tanya mengapa motor Ducati tunggangan Dovizioso lebih cepat di trek lurus, sementara Honda RC213V-nya Marc Marquez lebih gesit dan bertaji di tikungan? Ternyata inilah yang bikin karakter motor balap MotoGP berbeda-beda.

Setiap pabrikan motor yang mengikuti ajang balap MotoGP tentu hadir dengan karakter yang berbeda. Jangan beda tim, satu tim dengan motor yang sama saja tentu punya pengaturan alias setting yang berbeda.

Seperti setting motor Yamaha YZR-M1 milik Valentino Rossi dan Maverick Vinales yang punya karakter berbeda.

Melalui akun Instagram resmi @motogp, dijelaskan kalau setting rasio gir motor MotoGP merupakan pembeda karakter motor terutama di akselerasi dan kecepatan maksimal alias top speed.

Baca Juga: Studi: Duduk Selama 9,5 Jam per Hari Tingkatkan 5 Kali Risiko Kematian Dini

Gear ratios atau rasio gir motor MotoGP tak hanya menyesuaikan dengan kemampuan dan gaya si pembalap, tapi juga disesuaikan dengan lintasan di sirkuit seperti jenis dan jumlah tikungan, dan seberapa panjang trek lurusnya.

Dicontohkan, Circuits of The Americas atau COTA punya trek lurus sepanjang 1,200 meter dan di sirkuit Misano yang hanya memiliki trek lurus sepanjang 565 meter.

Itu artinya rasio gir untuk membalap di COTA dan membalap di sirkuit Misano berbeda, berdasarkan panjang trek lurusnya saja.

Lebih detail lagi, rasio gir yang berdekatan alias close ratios akan memberikan akselerasi yang cepat pada motor tapi akan mengorbankan top speed. Sehingga setting close ratios akan cocok digunakan di sirkuit dengan trek lurus yang tidak begitu panjang seperti sirkuit Misano, misalnya.

Sebaliknya, rasio gir yang lebih lebar alias wide ratios membuat motor lebih lambat dalam akselerasi tapi bisa meraih kecepatan maksimal (top speed) yang lebih tinggi. Itu artinya rasio gir yang lebar akan cocok digunakan di sirkuti seperti COTA yang punya trek lurus yang sangat panjang.

Baca Juga: Begini Perasaan Daniel James usai Cetak Gol tapi Timnya Kalah

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI