Suara.com - Pelatih Tunggal Putra Pelatnas PBSI, Hendry Saputra memuji performa Jonatan Christie saat tampil di dua tur Asia: Indonesia Open 2019 dan Japan Open 2019.
Hendry mengaku cukup senang dengan penampilan anak asuhnya. Khususnya saat bertanding di Japan Open 2019.
Sebagaimana diketahui, sektor tunggal putra Indonesia menjadi satu dari empat wakil yang lolos ke babak final Japan Open 2019 melalui Jonatan Christie.
Baca Juga: Tinju Dunia: Daud Yordan Menang RTD Atas Aekkawee
Jonatan menembus partai puncak setelah menundukkan empat lawan yang bisa dibilang cukup mumpuni: Suppanyu Avihingsanon (Thailand), Angus Ng Ka Long (Hong Kong), Anders Antonsen (Denmark), dan Jan O. Jorgensen (Denmark).
Sayangnya, di partai final Jonatan tak mampu merebut kemenangan. Peringkat enam dunia itu kandas di tangan wakil tuan rumah, Kento Momota, dengan skor 16-21 dan 13-21.
Meski tak berhasil merebut gelar juara, pencapaian sektor tunggal putra disebut Hendry Saputra cukup baik.
Ini mengingat Japan Open 2019 merupakan turnamen BWF World Tour dengan level tertinggi kedua yakni Super 750.
"Kalau saya lihat dari hasil, jujur cukup puas. Karena dengan level Super 750 kan tak gampang," ujar Hendry Saputra saat ditemui di Pelatnas PBSI, Cipayung, Jakarta Timur, Senin (5/8/2019).
Baca Juga: Geram, Pelatih Sebut Greysia / Apriyani Jangan Harap Banyak Jadi Juara
"Disamping ada kemajuan, tetap ada kekurangan. Tapi dari semuanya, saya rasa hasil ini oke. Saya cukup puas," sambungnya.
Bila Hendry cukup puas dengan progres Jonatan Christie, maka sedikit tak demikian dengan performa tunggal putra Indonesia lainnya, Anthony Sinisuka Ginting.
Anthony diketahui gagal tampil cemerlang di dua tur Asia itu. Di Indonesia Open 2019, ia tersingkir di babak kedua dari wakil Thailand, Kantaphon Wangcharoen.
Sementara di Japan Open 2019, peringkat sembilan dunia itu harus terhenti di perempat final dari wakil tuan rumah, Kento Momota.
Anthony kalah dalam pertarungan rubber game dengan skor 13-21, 22-20, dan 15-21.
"Ya sebenarnya tidak apa-apa juga ya. Nanti kalau Anthony sedang bagus dan Jonatan justru jelek, jadi problem juga," beber Hendry.
"Ini kan sama-sama dua atlet tunggal putra Indonesia. Siapa saja bisa jadi wakil (di final)," pungkasnya.