Suara.com - Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi (Kabid Binpres) PBSI, Susy Susanti mengaku senang dengan pencapaian wakil Indonesia di ajang Japan Open 2019 pekan lalu.
Pada turnamen yang berlangsung di Musashino Forest Sport Plaza, Tokyo pada 23-28 Juli itu, Indonesia berhasil menempatkan empat wakilnya di babak final.
Mereka antara lain pasangan ganda putra Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon, Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan, Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti (ganda campuran), serta Jonatan Christie (tunggal putra).
Meski akhirnya hanya berhasil meraih satu gelar melalui Kevin/Marcus, Susy tetap merasa senang karena Japan Open 2019 disebutnya tak hanya menjadi rangkaian BWF World Tour belaka.
Baca Juga: Penjualan Mobil Mewah di Filipina Tahun Lalu Merosot, Ini Sebabnya
Turnamen BWF World Tour Super 750 itu nyatanya turut menjadi ajang tes event cabang olahraga bulu tangkis menuju Olimpiade 2020 Tokyo.
Segala sesuatu mulai dari fasilitas pendukung hingga shuttlecock telah disesuaikan menggunakan standar cabang olah raga atau cabor bulu tangkis di ajang multi event terakbar empat tahunan itu.
"Kemarin di Japan Open itu surprise karena turnamen itu adalah test event Olimpiade 2020," ujar Susy Susanti saat ditemui di Hotel Ritz-Carlton, Jakarta, Rabu (31/7/2019).
"Mulai dari posisinya, jalannya seperti apa, semua penempatannya sama, shuttlecock-nya sama, lalu kami bisa meloloskan empat wakil di final. Semoga di Olimpiade bisa seperti ini," sambungnya.
Susy Susanti berharap hasil di Japan Open 2019 bisa jadi pelecut semangat pebulutangkis Indonesia dalam merengkuh hasil terbaik di Olimpiade 2020 nanti, terutama bagi sektor ganda putri dan tunggal putri yang dinilai masih tertinggal.
Baca Juga: Salah Satu Cara Atasi Polusi Udara: Uji Emisi dengan Sanksi Hukum
"Nah, itu makanya saya pikir sektor putri bukan anak emas, mereka masih butuh perjuangan. Namun, di tiga sektor lainnya kita punya kesempatan. Saya tak mau muluk-muluklah, siapa tahu bisa tembus tiga," pungkasnya.