Suara.com - Dengan tangan terlipat, lelaki bertubuh tegap itu begitu serius memperhatikan anak didiknya yang tengah berlatih. Sorot matanya tajam bak seorang pemburu yang sedang membidik seekor mangsa.
Laki-laki itu adalah Richard Mainaky, pelatih ganda campuran PBSI yang telah mencetak banyak pebulutangkis hebat di Tanah Air.
Bukan kebetulan bila perangainya saat mengawasi para pemain berlatih begitu serius layaknya seorang penembak ulung.
Baca Juga: INFOGRAFIS: Rapor Pemain Ganda Campuran PBSI di Indonesia Open 2019
Faktanya, Richard Mainaky memang suka berburu. Ia sering menyalurkan hobinya itu tatkala jadwal latihan sektor ganda campuran Indonesia tengah lowong.
"Saya dari kecil sudah dibawa papi untuk melihat dia berburu. Itu sudah turun-temurun dari opa, semuanya hobi berburu," ujar Richard Mainaky kepada Suara.com di Pelatnas PBSI, Cipayung, Jakarta Timur.
"Jadi sampai sini (Jakarta) meskipun kami sudah tidak berlatih menembak, tapi insting untuk berburu itu masih ada," sambungnya.
Meski kini tinggal di Jakarta yang lebih terkenal dengan bangunan berbeton, Richard Mainaky tak kurang akal untuk menyalurkan hobi kecilnya.
Baca Juga: Hafiz / Gloria Bungkam Nomor Satu Dunia, Richard: Doa Saya Terkabul
Saat tak ada jadwal latihan, lelaki 54 tahun ini rela menempuh perjalanan lima jam dari Jakarta demi menemukan hutan sungguhan.
Bersama sopir dan rekannya, Richard Mainaky memasuki belantara hutan di kawasan Pelabuhan Ratu, Jawa Barat, dengan berbekal senapan angin kaliber 4,5 mm.
Ia mengaku senang berada di dalam hutan. Karena, ia bisa tetap pada jati dirinya sebagai anak kelahiran Ternate, Maluku Utara, yang suka berburu kelelawar.
"Jadi kalau ada waktu lowong saya pergi berburu. Saya ditemani sopir saya dan ada orang di sana (Pelabuhan Ratu) yang juga saya sudah kenal," ungkap Richard.
"Kalau kita tak ajak orang di sana, tak akan bisa. Karena hutannya ekstrem meski sudah terjamah. Karena saya gila berburu, saya sampai masuk ke dalam-dalam hutannya, saya kejar terus," sambungnya.
Inspirasi Melatih
Berburu bukanlah semata hobi bagi Richard Mainaky. Kebiasaan itu justru turut melatih instingnya dalam menemukan bakat-bakat di sektor ganda campuran Indonesia.
Kedengarannya mungkin kurang masuk akal. Tapi fakta itulah yang membuat anak kedua dari tujuh bersaudara Mainaky itu melambung namanya sebagai salah satu pelatih jempolan di Indonesia.
Sudah banyak hasil yang ditorehkan dari buah tangan dinginnya. Mulai dari medali perak Olimpiade 2000 yang diraih Tri Kusharjanto/Minarti Timur.
Lalu medali emas Kejuaraan Dunia 2005 dan 2007 yang direbut Nova Widianto/Liliyana Natsir. Dan medali emas Olimpiade 2016 yang digapai duet Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir.
"Jadi seperti ini, saya punya insting. Jadi mau sesulit apapun (melatih) saya tetap semangat kejar target," tuturnya.
"Bisa dibilang bulutangkis dan berburu itu sama. Butuh insting. Target juga harus dapat. Jadi tantangan apapun saya tak masalah," pungkas Richard Mainaky.
Sekilas Biodata Richard Mainaky
Nama Lengkap: Richard Leonard Mainaky
Lahir: Ternate, Maluku Utara, 23 Januari 1965
Orang Tua: Jantje Rudolf Mainaky (ayah), Venna Heuvelman Mainaky (ibu).
Saudara:
1. Marinus Thomas Mainaky (kakak)
2. Rionny Frederik Lambertus Mainaky (adik)
3. Rexy Ronald Mainaky (adik)
4. Marleve Mario Mainaky (adik)
5. Valentina Mainaky (adik)
6. Karel Leopold Mainaky (adik)
Istri: Meike Paruntu Mainaky (53 tahun)
Anak: Maria Natalia Kartika Mainaky (23 tahun)
Karier: Pemain (1980-1994), Pelatih (1995-sekarang)