5 Petinju Tewas Usai Berduel Sebelum Tragedi Dadashev dan Santillan

Sabtu, 27 Juli 2019 | 16:55 WIB
5 Petinju Tewas Usai Berduel Sebelum Tragedi Dadashev dan Santillan
Istri dan manajer Manuel Alfaro berdiri di samping petinju Benny Paret yang koma di Rumah Sakit Roosevelt, New York, AS pada 28 Maret 1963. [AFP]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Olahraga tinju kembali memakan korban nyawa. Petinju Rusia, Maxim Dadashev tewas setelah bertarung menghadapi petinju kelas welter junior asal Puerto Riko, Subriel Matias, Jumat (19/7/2019).

Petinju kelahiran Saint Petersburg, 30 September 1990 itu meninggal dunia pada, Selasa (23/7/2019) waktu Amerika atau Rabu WIB.

Petinju Rusia Maxim Dadashev (kiri) saat berduel melawan Antonio de Marco (Meksiko) dalam pertarungan kelas welter junior di Las Vegas, AS, Sabtu (20/10/2018). [AFP]
Petinju Rusia Maxim Dadashev (kiri) saat berduel melawan Antonio de Marco (Meksiko) dalam pertarungan kelas welter junior di Las Vegas, AS, Sabtu (20/10/2018). [AFP]

Dua hari setelahnya, petinju Argentina Hugo Santillan menyusul Maxim Dadashev dipanggil Tuhan.

Kematian Dadashev dan Santillan semakin menambah deretan peristiwa kelam di dunia olahraga kontak fisik tersebut.

Baca Juga: INFOGRAFIS: Rapor Pemain Ganda Campuran PBSI di Indonesia Open 2019

Dilansir Independent, sejak 1884 hingga periode 1995 saja, terdapat kurang lebih 500 petinju yang meregang nyawa di atas ring.

Berikut lima petinju diantaranya yang meninggal dunia pasca bertarung, dilansir dari berbagai sumber:

1. Leavender Johnson

Leavander Johnson adalah petinju asal Amerika Serikat yang memiliki rekor 34 kemenangan (26 KO), 5 kekalahan (4 KO) dan dua kali imbang.

Pada 17 September 2005, Johnson menjalani pertarungan menghadapi petinju asal Meksiko, Jesus Chavez untuk mempertahankan sabuk kelas ringan IBF miliknya.

Baca Juga: Tinju Dunia: Daud Yordan Ditarget Menang KO di Thailand

Saat duel memasuki ronde 11, pertandingan dihentikan lantaran Johnson mendapat serangkaian pukulan brutal dari sang lawan.

Setelah pertarungan, Johnson dikabarkan tak sadarkan diri di ruang ganti dan segera dilarikan ke rumah sakit.

Petinju kelahiran 24 Desember 1969 itu sempat mengalami koma, sebelum dinyatakan meninggal pada 22 September 2005.

2. Ed Sanders

Ed Sanders adalah petinju kenamaan Amerika Serikat yang berhasil meraih medali emas Olimpiade 1952.

Sanders tewas pada 12 Desember 1954 setelah memainkan duel 11 ronde dengan kompatriotnya, Willie James.

Sebelum pingsan di atas ring, Sanders sempat mengeluhkan sakit sebelumnya.

Banyak dokter yang percaya bahwa Sanders tewas akibat cedera yang diderita sebelum menghadapi James.

3. Muhammad Alfaridzi

Muhammad Alfaridzi merupakan petinju kenamaan Indonesia. Sebelum wafat, petinju asal Bandung, Jawa Barat itu merupakan mantan juara nasional kelas bulu.

Alfaridzi meninggal pada usia 25 tahun setelah mengalami koma selama tiga hari usai berduel dengan petinju Thailand, Khongtawat Sorkiti.

Dalam pertandingan yang berlangsung 30 Maret 2001 di Bogor, ia tak sadarkan diri usai dipukul KO pada ronde delapan.

4. Benny Paret

Petinju berjuluk The Kid ini meregang nyawa setelah menjalani pertarungan pada 4 Maret 1962.

Saat itu Paret mengalami koma di ronde 12 setelah mendapat 29 pukulan bertubu-tubi dari lawannya, Emile Griffith (Virgin Island).

Sempat mendapat perawatan intesif di rumah sakit, Paret akhirnya tak kuasa menahan cedera yang dialami hingga akhirnya meninggal 10 hari kemudian.

5. Anucha Thasako

Anucha Thasako sejatinya bukan seorang petinju murni. Selama berkarier, ia lebih dikenal sebagai atlet Thai Boxing.

Namanya mencuat pada 13 November 2018. Bukan karena meraih prestasi, melainkan karena meregang nyawa setelah bertarung dalam laga amal.

Kematian Anucha Thasako menjadi heboh lantaran dia masih berusia 13 tahun.

Tercatat, Anucha telah memainkan 170 pertarungan sejak terjun ke dunia Thai Boxing pada usia delapan tahun.

Tewasnya petinju cilik itu pun membuat pemerintah Thailand kalang kabut.

Parlemen Negeri Gajah putih bahkan langsung meninjau ulang peraturan terkait larangan anak-anak di bawah usia 12 tahun mengikuti olahraga tinju.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI