INFOGRAFIS: Rapor Pemain Ganda Campuran PBSI di Indonesia Open 2019

Sabtu, 27 Juli 2019 | 15:06 WIB
INFOGRAFIS: Rapor Pemain Ganda Campuran PBSI di Indonesia Open 2019
Ilustrasi rapor ganda campuran PBSI. [Suara.com/Rendra]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kiprah sektor ganda campuran Indonesia pada perhelatan Indonesia Open 2019 beberapa waktu lalu menjadi perhatian khusus bagi sang pelatih, Richard Mainaky.

Ada sisi positif dan negatif yang bisa diambil Richard terhadap hasil yang ditorehkan anak asuhnya di ajang BWF World Tour Super 1000 itu.

Seperti diketahui, sektor ganda campuran Indonesia gagal bersinar di Indonesia Open 2019.

Baca Juga: 3 Pebulutangkis Aktif Keturunan Indonesia yang Perkuat Negara Lain

Mereka tak mampu mempertahankan gelar yang diraih pasangan Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir.

Hasil paling bagus hanya diraih pasangan senior-junior Tontowi Ahmad/Winny Oktavina Kandow.

Ganda campuran yang baru berpasangan sejak Februari 2019 itu berhasil lolos hingga ke perempat final.

Sementara itu, dua pasangan yang diharapkan jadi suksesor Tontowi/Liliyana, yakni Hafiz Faizal/Gloria Emanuelle Widjaja dan Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti, gagal tampil maksimal.

Hafiz/Gloria terhenti di babak kedua. Sedangkan Praveen/Melati lebih buruk lagi yakni tersingkir di babak pertama.

Baca Juga: Pebulutangkis Cantik Ini Mainan Air, Netizen Malah Gagal Fokus

Pelatih Ganda Campuran PBSI, Richard Mainaky saat ditemui Suara.com di Pelatnas PBSI, Cipayung, Jakarta Timur, Kamis (25/7/2019). [Suara.com/Arief Apriadi]
Pelatih Ganda Campuran PBSI, Richard Mainaky saat ditemui Suara.com di Pelatnas PBSI, Cipayung, Jakarta Timur, Kamis (25/7/2019). [Suara.com/Arief Apriadi]

Berikut rapor pemain ganda campuran PBSI di Indonesia Open 2019 berdasarkan penilaian pelatih Richard Mainaky:

1. Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti

Nilai: 6

Hasil: Terhenti di babak pertama oleh Mark Lamsfuss/Marvin Seidel (Jerman) dengan skor 20-22 dan 14-21.

(+) Memiliki semangat menggebu-gebu. Semangat ada. Tapi justru senjata makan tuan.

(-) Tidak sesuai harapan. Khusus kepada Melati, mental sang pemain dinilai terbebani dan kurang lepas. Sebagai senior, Praveen dinilai tak bisa membimbing Melati dan justru panik saat tertinggal di game kedua.

2. Hafiz Faizal/Gloria Emanuelle Widjaja

Nilai: 7

Hasil: Terhenti di babak kedua oleh Goh Soon Huat/Lai Shevon Jemie (Malaysia) dengan skor 15-21 dan 18-21.

(+) Mereka bisa menahan tekanan saat lawan teman sendiri (Rinov Rivaldy/Pitha Haningtyas Mentari) di babak pertama, dari ketinggalan jauh bisa menang 22-24, 22-20, dan 21-15.

(-) Mungkin mereka kecapaian. Tekanan tuan rumah membuat mereka tak sadar bahwa gerakannya sudah pontang-panting.

3. Tontowi Ahmad/Winny Oktavina Kandow

Nilai: 7

Hasil: Perempat final kalah di tangan Chang Peng Soon/Goh Liu Ying (Malaysia) dengan skor 11-21, 21-14, dan 14-21.

(+) Kalau Winny sedang dalam permainan bagus, Tontowi bisa mengeluarkan kemampuannya.

(-) Tontowi masih terlihat membanding-bandingkan dengan Liliyana. Dia belum bisa merangkul.

4. Ronald Alexander/Annisa Saufika

Nilai: 7

Hasil: Babak pertama kalah dari Chan Peng Soon/Goh Liu Ying (Malaysia) dengan skor 21-16, 7-21, dan 11-21.

(+) Game kedua mereka dinilai tampil menekan. Kelebihan mereka menyerang.

(-) Game kedua mengejutkan tapi tak tahan. Sudah sesuai arahan tapi tak tahan, pola permainan jadi berubah-ubah.

5. Alfian Eko Prasetya/Marsheilla Gischa Islami

Nilai: 7

Hasil: Babak pertama kalah di tangan Ou Xuan Yi/Feng Xue Ying (China) dengan skor 14-21, 21-7, dan 19-21.

(+) Sebenarnya bisa menang. Saat leading 14-10, Alfian tabrakan sama Marsheilla. Akhirnya pengaruh dengan tangan Marsheilla yang sebelumnya sempat cedera. Di game ketiga kacau, strategi sudah terpegang.

(-) Masih sering terburu-buru. Kekompakan belum mampu dikontrol dengan baik.

6. Rinov Rivaldy/Pitha Haningtyas Mentari

Hasil: Babak pertama kalah dari Hafiz Faizal/Gloria Emanuelle Widjaja (Indonesia) dengan skor 24-22, 20-22, dan 15-21.

Nilai: 8

(+) Menghadapi seniornya sendiri tak menyerah sebelum bertanding. Mau menunjukkan kemampuan. Memiliki fighting spirit.

(-) Mereka butuh proses peningkatan teknik, mental, jam terbang.

Infografis rapor ganda campuran PBSI di Indonesia Open 2019.
Infografis rapor ganda campuran PBSI di Indonesia Open 2019.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI