Hasil Indonesia Open Membuat PBSI Risau Tatap Olimpiade 2020

Kamis, 25 Juli 2019 | 09:36 WIB
Hasil Indonesia Open Membuat PBSI Risau Tatap Olimpiade 2020
Pasangan Marcus Gideon-Kevin Sanjaya bersalaman dengan Mohammad Ahsan-Hendra Setiawan usai pertandingan babak final ganda putra Blibli Indonesia Open 2019 di Istora Senayan, Gelora Bung Karno, Jakarta, Minggu (21/7/2019). [Suara.com/Arief Hermawan P]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Hasil yang diraih wakil-wakil Merah Putih di Indonesia Open 2019 membuat Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PBSI) risau dalam menatap peluang ke Olimpiade 2020 Tokyo.

Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi (Kabid Binpres) PBSI di Pelatnas PBSI, Cipayung, Jakarta Timur [Suara.com/Arief Apriadi].
Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi (Kabid Binpres) PBSI di Pelatnas PBSI, Cipayung, Jakarta Timur [Suara.com/Arief Apriadi].

Sebagaimana diketahui, skuat Merah Putih mengalami penurunan prestasi di Indonesia Open 2019. PBSI hanya mampu meraih satu gelar juara melalui pasangan ganda putra Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon.

Selebihnya, para pebulutangkis Indonesia sudah berguguran di babak awal. Hanya sektor ganda putra yang tampil bertaji dengan menciptakan All Indonesian Final.

Hasil ini adalah penurunan jika dibandingkan gelaran Indonesia Open 2018. Tahun lalu, skuat Merah Putih sukses meraih dua gelar juara dari Kevin/Marcus dan pasangan ganda campuran Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir.

Baca Juga: Bakal Berlaga di Korea, Rio Haryanto Sempatkan Melongok GIIAS 2019

Susy Susanti selaku Kabid Binpres PBSI tak menampik jika hasil Indonesia Open 2019 membuatnya risau terutama dalam perjuangan meloloskan wakil-wakil ke Olimpiade 2020.

Hasil Indonesia Open 2019 disebut Susy Susanti menjadi gambaran jika wakil-wakil Merah Putih masih terkendala inkonsistensi permainan, kecuali sektor ganda putra asuhan Herry Iman Pierngadi.

"Pasti tetap risau dong, kalau bisa meloloskan sebanyak-banyaknya di final, paling enggak ada (rasa) tenang. Akan tetapi namanya pertandingan tidak ada yang seperti itu," ujar Susy Susanti di Istora Senayan, Jakarta.

Meski menyiratkan ketidakpuasan akan hasil Indonesia Open tahun ini. Susy Susanti menilai jika persaingan setiap sektor saat ini memang sangat ketat.

"Contoh Kento Momota, pemain paling stabil akan tetapi bisa kalah. Nah, itulah kenapa kadang-kadang kalau melihat wakilnya hanya sedikit, jadi pesimistis. Namun pas lihat hasilnya bagus, optimitistis. Ya naik turun," beber Susy Susanti.

Baca Juga: Wah, Menkeu Sri Mulyani Terpikat Mobil Racikan Gazoo Racing Ini

Kualifikasi Olimpiade 2020 sendiri sudah mulai bergulir sejak 29 April 2019. Para pebulutangkis manca negara akan berbondong-bondong mengumpulkan poin di setiap turnamen hingga batas akhir 26 April 2020 mendatang.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI