Suara.com - Pasangan ganda putra Indonesia, Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto mengaku belajar banyak dari hasil kurang maksimal di Indonesia Open 2019 pekan lalu.
Sebagaimana diketahui, Fajar/Rian terhenti di perempat final Indonesia Open 2019. Mereka takluk dari wakil Jepang, Takuro Hoki/Yugo Kobayashi, 19-21 dan 12-21.
Hasil minor itu dijadikan Fajar/Rian sebagai dorongan semangat dalam mengikuti rangkaian turnamen BWF World Tour selanjutnya yakni Japan Open 2019.
Terbukti, di babak pertama Japan Open 2019, Selasa (23/7), peringkat tujuh dunia itu sukses membungkam lawannya dari China Taipei, Lu Ching Yao/Yang Po Han.
Lu/Po diluluhlantahkan Fajar/Rian dalam pertarungan dua game langsung. Mereka hanya butuh waktu setengah jam sebelum menang 21-10 dan 21-13 di Musashino Forest Sport Plaza.
"Positive thinking saja, kami sekarang fokusnya ke turnamen ini (Japan Open)," ujar Fajar dalam keterangan tertulis yang diterima Suara.com, Selasa (23/7/2019) malam WIB.
"Kami berharap bisa tampil konsisten, jangan sekarang bagus, besoknya blank dan underperform. Harus dijaga kestabilannya," sambungnya.
![Pasangan ganda putra Indonesia, Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto, memenangi babak pertama Indonesia Open 2019 melawan Liu Cheng/Huang Kai Xiang (China) di Istora Senayan, Jakarta, Rabu (17/7). [Humas PBSI]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2019/07/17/36704-fajar-alfianmuhammad-rian-ardianto.jpg)
Fajar turut menjelaskan perbedaan mencolok kala bermain di Istora Senayan, Jakarta dan venue-venue bulutangkis di negara-negara lain.
Baca Juga: Dulu Sesumbar Hadapi Manny Pacquiao, Keith Thurman 'Akui' Kena Batunya
Menurutnya bermain di Istora Senayan lebih sulit karena membutuhkan konsentrasi tinggi lantaran terlalu riuhnya suasana penonton.