Fajar Ungkap Perbedaan Kontras Bermain di Indonesia Open dan Japan Open

Selasa, 23 Juli 2019 | 22:10 WIB
Fajar Ungkap Perbedaan Kontras Bermain di Indonesia Open dan Japan Open
Pebulutangkis spesialis ganda putra Indonesia, Fajar Alfian, ditemui di Istora Senayan, Jakarta, Rabu (23/1). [Suara.com/Arief Apriadi]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pasangan ganda putra Indonesia, Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto mengaku belajar banyak dari hasil kurang maksimal di Indonesia Open 2019 pekan lalu.

Sebagaimana diketahui, Fajar/Rian terhenti di perempat final Indonesia Open 2019. Mereka takluk dari wakil Jepang, Takuro Hoki/Yugo Kobayashi, 19-21 dan 12-21.

Hasil minor itu dijadikan Fajar/Rian sebagai dorongan semangat dalam mengikuti rangkaian turnamen BWF World Tour selanjutnya yakni Japan Open 2019.

Baca Juga: Dulu Sesumbar Hadapi Manny Pacquiao, Keith Thurman 'Akui' Kena Batunya

Terbukti, di babak pertama Japan Open 2019, Selasa (23/7), peringkat tujuh dunia itu sukses membungkam lawannya dari China Taipei, Lu Ching Yao/Yang Po Han.

Lu/Po diluluhlantahkan Fajar/Rian dalam pertarungan dua game langsung. Mereka hanya butuh waktu setengah jam sebelum menang 21-10 dan 21-13 di Musashino Forest Sport Plaza.

"Positive thinking saja, kami sekarang fokusnya ke turnamen ini (Japan Open)," ujar Fajar dalam keterangan tertulis yang diterima Suara.com, Selasa (23/7/2019) malam WIB.

"Kami berharap bisa tampil konsisten, jangan sekarang bagus, besoknya blank dan underperform. Harus dijaga kestabilannya," sambungnya.

Pasangan ganda putra Indonesia, Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto, memenangi babak pertama Indonesia Open 2019 melawan Liu Cheng/Huang Kai Xiang (China) di Istora Senayan, Jakarta, Rabu (17/7). [Humas PBSI]
Pasangan ganda putra Indonesia, Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto, memenangi babak pertama Indonesia Open 2019 melawan Liu Cheng/Huang Kai Xiang (China) di Istora Senayan, Jakarta, Rabu (17/7). [Humas PBSI]

Fajar turut menjelaskan perbedaan mencolok kala bermain di Istora Senayan, Jakarta dan venue-venue bulutangkis di negara-negara lain.

Baca Juga: Tinju Dunia: Setelah Pensiun, Manny Pacquiao Ingin Beli Klub Ini

Menurutnya bermain di Istora Senayan lebih sulit karena membutuhkan konsentrasi tinggi lantaran terlalu riuhnya suasana penonton.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI