Suara.com - Berakhir sudah perhelatan Indonesia Open 2019. Penyelenggaraan turnamen yang berlangsung pada 16-21 Juli itu kembali menuai pujian dari Federation Bulutangkis Dunia (BWF).
Perhelatan BWF World Tour Super 1000 yang dilangsungkan di Istora Senayan, Jakarta itu dinilai sukses.
Indonesia Open 2019 dinilai tak cuma memberikan kenyamanan dan berbagai fasilitas kepada para pemain. Tapi juga kepada penonton.
Baca Juga: Jelang Japan Open, 6 Pebulutangkis Cantik Indonesia Asyik Goyang TikTok
Para penonton bisa menikmati turnamen yang mengangkat tema sport-artainment itu, bukan hanya dari segi tontonan bulutangkis kelas dunia.
Namun juga berbagai fasilitas dan hiburan yang disediakan di arena stadion.
Seperti belajar sejarah melalui Zona Museum maupun mencoba permainan baru bulutangkis yang diberi nama AirBadminton.
Sebelum laga final Indonesia Open 2019, Minggu (21/7), penonton juga dihibur dengan alunan lagu dari grup musik Kahitna.
"Indonesia Open merupakan turnamen yang bagus, banyak sekali peningkatan. Saya ada di turnamen ini sejak tahun 2011 dan saya sangat menikmati berada di sini," kata Head of Event Project BWF Koh Wa Cheng dalam keterangan tertulis yang diterima Suara.com, Senin (22/7/2019).
Baca Juga: Umpire Pirang Asal Estonia Bangga Kenakan Batik di Indonesia Open 2019
"Indonesia adalah tuan rumah yang baik, fans bulutangkisnya luar biasa. Event ini sangat bagus untuk mempromosikan bulutangkis ke masyarakat," sambungnya.
"Saya melihat di sini bulutangkis sangat mudah diakses berbagai kalangan. Penyelenggara juga menyajikan turnamen ini begitu bagus. Indonesia juga bisa menunjukkan budayanya kepada dunia. Seragam yang dipakai wasit menambah identitas Indonesia di turnamen ini," Koh memuji.
Pihak panitia pelaksana Indonesia Open 2019 melakukan inovasi pada seragam wasit (umpire) dan hakim garis (line judge).
Bila pada mainstream-nya perangkat pertandingan tersebut mengenakan seragam formal berupa kemeja lengan pendek.
Mulai dari babak semifinal, para wasit dan hakim servis memakai seragam batik. Sedangkan hakim garis mengenakan baju lurik serta blangkon.
Sementara itu, Ketua Panpel Indonesia Open 2019 Achmad Budiharto bersyukur atas suksesnya penyelenggaraan ini.
Walaupun dari segi prestasi, dibandingkan tahun lalu, Indonesia mengalami penurunan, dari dua gelar menjadi satu gelar.
"Kita patut bersyukur event ini bisa berjalan dengan baik. Bisa kita lihat antusiasme penonton. Mereka sangat menikmati situasi di Indonesia Open 2019," tutur Budiharto.
"Secara prestasi harus diakui sedikit lebih rendah dari tahun lalu, mudah-mudahan tahun depan akan lebih baik," tambahnya yang juga menjabat Sekjen PBSI.
Satu-satunya gelar yang diraih Indonesia di Indonesia Open 2019 diraih pasangan Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon.
Di partai puncak Kevin/Marcus mengalahkan pasangan senior ganda putra Indonesia, Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan.