Suara.com - Prestasi yang ditorehkan atlet sprinter kembar Pradana Adith Rico dan Pradana Adith Richi, di ASEAN Schools Games 2019 mendapat apresiasi dari pelari legendaris Indonesia, Suryo Agung Wibowo.
Menurut peraih medali emas SEA Games 2007 dan 2009 itu, Indonesia mulai memiliki bibit-bibit atlet atletik pada nomor lari.
Dua saudara tersebut sebagai regenerasi bagi atlet sprinter masa depan Indonesia selain Lalu Muhammad Zohri, yang diproyeksikan tampil di Olimpiade.
"Sebenarnya ada sprinter Adi Ramli Sidiq dari Jateng yang bisa turun di ASG, tapi tidak turun karena bantu Zohri fokus di estafet Olimpiade," kata Suryo Agung, di GOR Tri Lomba Juang Semarang, Sabtu (20/7/2019).
Baca Juga: Si Kembar Ana dan Ani, Petenis Andalan Indonesia di Asean Schools Games
Duo sprinter kembar tersebut telah menambah amunisi atlet, terutama untuk komposisi lari estafet 4x400 meter. Bongkar pasang tim bisa lebih dimainkan komposisinya.
"Alhamdulilah ada Rico-Richi, semakin banyak regenerasi itu semakin membuat nyaman dan membuat kita bisa memainkan formasi apapun yang lebih enak, terutama di estafet, bisa mix juga," kata Suryo.
Dia menitipkan pesan, bagi pelatih memberikan pondasi yang kuat untuk mengawal prestasi keduanya secara hati-hati naik pada level berikutnya.
"Dia usia baru 17 atau 18, dia masih training to completely, belum training to win, jadi jangan dipaksakan, juga pondasi dia dari sisi fisik, daya tahan, kekuatannya," katanya.
Suryo Agung juga menyebut, pemaksaan tampil di usia muda pada level kompetisi yang lebih tinggi bisa membuat resiko cedera atlet.
Baca Juga: Menpora Harap ASEAN Schools Games 2019 Jadi Spirit Atlet Berprestasi
"Semakin dia dewasa kejuaraan makin padat, jika pondasi dia tidak cukup resiko rentan cedera. Pelatih harus menjaga dan memikirkan baik fisik, teknik lari, psikologi, dan mental training," terangnya.
Duo sprinter kembar, Pradana Adith Rico dan Pradana Adith Richi, tampil gemilang pada nomor 100 meter putra. Sang adik, Rico, mampu mempecundangi sprinter Malaysia, Moh Azeem, dengan meraih medali emas. Sementara, Richi, berhasil menyabet perunggu.
Rico berjibaku dengan atlet lari Malaysia, M Azeem bin Mohd Fahm, yang sejak awal start berada di depannya. Namun di 20 meter terkahir Rico mampu mengkonversi kemenangan.
"Bangga bisa dapat emas, karena tadi pagi waktu babak dia menang saya nomor dua," kata Rico.
Pada babak penyisihan Rico mencatat waktu 10.76 detik dan di final mencatakan waktu 10.73 detik. Richi mencatakan 10.92 detik, lebih baik dari waktu penyisihan 10.91 detik. Sedangkan pelari Malaysia di peringkat dua hanya menorehkan waktu 10.85 detik.
"Saya bangga bisa dapat perunggu, karena baru beberapa kali nyoba turun di nomor 100 meter," tutur Richi.
Kontributor : Adam Iyasa