Pasalnya Federasi Bulutangkis Dunia (BWF) sempat menolak usulan tersebut. Tapi, seiring berjalannya waktu, BWF akhirnya paham dan memperbolehkan Indonesia melakukan hal itu.
Indonesia Open disebut Roedyanto menjadi turnamen bulutangkis satu-satunya di dunia yang melakukan inovasi tersebut.
"Awalnya BWF nolak, tapi sekarang sudah tidak. Karena, batik di lihat di LED juga kelihatan elegan," beber pria berkacamata itu.
"Ini cuma ada di Indonesia. Di dunia tidak ada, di All England saja tak ada. Kita memang mau mengubah tradisi karena biar seru," lanjutnya.
Baca Juga: Wawancara Liliyana Natsir: Stres hingga Mual Jadi Atlet (Bagian 2-Habis)
Lebih jauh, Roedyanto mengungkapkan para wasit dan hakim garis turut merasa senang dengan inovasi penggunaan batik dan lurik.
Mereka memandang pakaian khas Indonesia itu cocok menjadi oleh-oleh.
"Mereka sudah tahu kalau ke sini pasti dapat batik dan mereka senang sekalian buat oleh-oleh," pungkasnya.