Suara.com - Prestasi sektor tunggal putri Indonesia masih stagnan dalam satu dekade terakhir. Para Srikandi muda Merah Putih belum mampu menunjukkan tajinya di level dunia.
Demi kembali menghidupkan kedigdayaan sektor yang melambungkan nama Susy Susanti ini, PBSI menunjuk Rionny Mainaky sebagai pelatih kepala. Mantan pelatih timnas bulutangkis Jepang itu resmi melatih awal April 2019.
Namun, di bawah arahan Rionny Mainaky, Gregoria Mariska Tunjung dan kawan-kawan masih tampil inkonsisten. Tak satu pun gelar juara yang berhasil diraih sejak kedatangan adik kandung Richard Mainaky tadi.
Kiprah tunggal putri Indonesia ternyata turut diperhatikan oleh Tai Tzu Ying. Tunggal putri Taiwan yang kini menduduki peringkat satu dunia itu menilai wakil-wakil Merah Putih memiliki teknik yang mumpuni.
Baca Juga: Mercedes-Benz Ajak Ubah Cara Berbisnis lewat eVito Tourer
"Saya sempat melawan tunggal putri Indonesia di Piala Sudirman 2019. Dia (Gregoria Mariska Tunjung) adalah pemain muda yang bagus," ujar Tai Tzu Ying di Mixed Zone Istora Senayan, Jakarta, Selasa (16/7/2019).
"Menurut saya, gaya pemain Indonesia mirip-mirip dengan saya. Mereka punya banyak teknik dan pukulan-pukulan menipu," sambungnya.
Pada babak perempat final Piala Sudirman 2019 sendiri, Tai Tzu Ying berhasil mengalahkan Gregoria Mariska Tunjung. Pebulutangkis 25 tahun itu menang dua game langsung dengan skor 21-16, 21-14.
Menurut Tai Tzu Ying, tunggal putri Indonesia memiliki potensi luar biasa, terutama jika dilihat dari aspek teknik. Namun, peraih medali emas Asian Games 2018 itu, Gregoria Mariska dan kawan-kawan masih harus meningkatkan banyak aspek.
Salah satu aspek yang disoroti Tai Tzu Ying adalah perihal power. Tunggal putri Indonesia yang mayoritas masih berusia muda, dinilainya harus bisa meningkatkan aspek ini jika ingin bersaing di level tinggi.
Baca Juga: Seksi Menggoda, Lexus LC Convertible Bakal Diproduksi Segera
"Boleh dikatakan dari skill dan triknya, para pemain Indonesia sudah cukup bagus. Namun, pemain indonesia mungkin punya di masalah tenaganya, ya. Itu saya rasa masih perlu dilatih lagi," ujar pemain kelahiran Kaohsiung, Taiwan ini.
Selain aspek fisik, Tai Tzu Ying mengatakan jika kiat menjadi tunggal putri hebat berada dalam mindset seorang pemain itu sendiri. Karena, menurutnya, tunggal-tunggal putri dunia sudah memiliki standar yang hampir sama dalam level permainan.
"Untuk tips lain tidak ada, sih. Itu tergantung dengan diri sendiri saja saat turun di lapangan performa kita seperti apa," beber Tai Tzu Ying.
"Karena bisa dikatakan di zaman sekarang, tunggal putri itu punya standar yang hampir sama. Kalau khusus saya, saya hanya berlatih keras Senin hingga Jumat. Setelah itu saya istirahat. Itu saja," pungkasnya.