Suara.com - Sekretaris Kementerian Pemuda dan Olahraga (Sesmenpora), Gatot S Dewa Broto menilai, program-program Kementerian Pemuda dan Olahraga banyak yang strategis dan memiliki banyak manfaat. Salah satunya dapat minimalisasi konflik dunia.
“Yang menarik dari program Deputi Pengembangan Pemuda, banyak yang unggulan di bidang kepemudaan, ada pertukaran pemuda Korea, Australia, Singapura, Malaysia dan sebagainya, yang di kementerian lain tidak punya," ujarnya, usai menerima delegasi pertukaran Pemuda Indonesia - Korea di Kantor Menpora Senayan, Jakarta, Selasa (2/7/2019).
Menurutnya, konflik duniapun dapat dikurangi jika ada pertukaran pemahaman dan pertukaran budaya.
"Jika budayanya sudah saling nyambung, sudah saling dipahami, maka konflik bisa dikurangi, meski susah untuk ditiadakan," tuturnya didampingi Deputi Pengembangan Pemuda, Asrorun Niam Sholeh dan Asdep Kepemimpinan dan Kepeloporan Pemuda, Ibnu Hasan.
Baca Juga: Menpora Resmikan Penggunaan Alat Fitnes di Alun-alun Wonosobo
Program pertukaran pemuda ini lanjutnya, dapat terus dilanjutkan. Para pemuda menurutnya adalah 'soko guru' tiap bangsa.
“Saat ini trennya adalah culture performance, seperti tari-tarian. Ini bisa 'dijual' jika model menjualnya dikemas, seperti cara mereka menjual budaya Korea," lanjutnya.
Sesmenpora berharap, para pemuda menjadi agen perubahan yang baik bagi pemuda lainnya.
"Kami harap, program ini dapat mengatasi atau mengurangi penyakit para pemuda, seperti narkoba, radikalisme, malas bekerja. Kami harap para pemuda menjadi inspirator bagi pemuda lainnya," tutupnya.
Asdep Kemitraan dan Penghargaan Pemuda, Wisler Manalu, menyampaikan, para pemuda Indonesia - Korea ini telah berada di Jakarta dan Sumedang selama 10 hari.
Baca Juga: Menpora Buka Pelatihan Kader Pemuda Maritim 2019 di Lampung
"Ada beberapa fase di beberapa negara, seperti di kita ada faseJakarta dan fase Sumedang. Selama di kota itu, mereka ada pengenalan masyarakat, pengenalan budaya hingga kunjungan dan diskusi ke komunitas-komunitas pemuda dan pemkot," tuturnya.
Delegasi Indonesia akan bertolak ke Korea pada 4 Juli mendatang dan menetap selama 10 hari.
"Ada 4 kota yang akan dikunjungi. Mereka juga akan belajar budaya lokal, diskusi dengan kelompok pemuda dan sebagainya, hingga nanti mereka juga membuat laporan pribadi atas pengalaman yang diperolehnya, agar mereka ini merubah mindset-nya untuk berpikir global dan menjadi pemimpin yang baik di masanya," lanjutnya.
Saat ini, program pertukaran pemuda baru dapat mem-backup 18 provinsi di Indonesia.
"Para pemuda ini agen perubahan yang baik dari efek demografi di Indonesia. Kami harap dapat menularkan pengalamannya kepada pemuda lainnya, agar turut memajukan negara masing-masing," tutup Wisler.