Melaju ke Final Rifanty Tak Sabar Hadapi Petenis Belanda Berdarah Indonesia

Sabtu, 29 Juni 2019 | 19:45 WIB
Melaju ke Final Rifanty Tak Sabar Hadapi Petenis Belanda Berdarah Indonesia
Petenis tunggal putri Indonesia, Rifanty Kahfiani usai laga di Elite Club Epicentrum, Kuningan, Jakarta, Sabtu (29/6/2019).[Suara.com/Arief Apriadi]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Petenis non-unggulan Indonesia, Rifanty Kahfiani akan menghadapi petenis Belanda berdarah Indonesia, Arianne Hartono di babak final tunggal putri ITF World Tour W15 di Jakarta. Rifanty mengaku sudah tak sabar menghadapi laga tersebut.

Rifanty lolos ke partai puncak setelah menumbangkan petenis Jepang unggulan ketiga Michika Ozeki di lapangan tenis Epicentrum Club, Jakarta, Sabtu (29/6/2019). Ia menang dua set langsung dengan skor 6-3, 6-4.

Petenis berusia 21 tahun itu menjelaskan ingin sekali berjumpa dengan Arianne di partai final. Bukan tanpa alasan. Dalam laga resmi, kedua pemain belum pernah bertemu.

"Senang bisa menang dan melaju ke final. Kalau boleh memilih sih karena aku bebelum pernah lawan Arianne, jadi ingin lawan dia," ujar Rifanty Kahfiani saat ditemui usai laga.

Baca Juga: ITF World Tour W15: Kalahkan Wakil Jepang, Rifanty Melaju ke Final

Keinginan mahasiswi Oregon Univesity itu pun terwujud kala Arianne yang berhadapan dengan tunggal putri Indonesia, Aldila Sutjiadi berhasil keluar sebagai pemenang.

Arianne yang merupakan keponakan dari Pelatih Peltnas PP Pelti, Deddy Tedjamukti itu mengalahkan Aldila dalam pertarungan stright game, dengan skor 7-5, 6-4.

Petenis tunggal putri Belanda berdarah Indonesia, Arianne Hartono usai laga di Elite Club Epicentrum, Kuningan, Jakarta, Sabtu (29/6/2019).[Suara.com/Arief Apriadi]
Petenis tunggal putri Belanda berdarah Indonesia, Arianne Hartono usai laga di Elite Club Epicentrum, Kuningan, Jakarta, Sabtu (29/6/2019).[Suara.com/Arief Apriadi]

Rifanty menyadari jika ia masih kalah jam terbang dibanding Arianne yang semasa kuliah di Universitas Mississippi berhasil menjuarai 2018 NCAA Division I Women's Tennis Championship.

Meski demikian mojang Bandung kelahiran 19 Februari 1998 tak gentar menatap laga final nanti. Berbagai persiapan pun akan dijalani Rifanty demi merebut gelar juara.

"Dua-duanya adalah lawan yang sulit. Menantang. mereka punya pukulan yang keras, tapi Aldila lebih punya variasi dan slice. Kalau Arianne lebih (punya pukulan) menghantam dari bawah," beber Rifanty.

Baca Juga: Si Kembar Ana dan Ani, Petenis Andalan Indonesia di Asean Schools Games

"Perihal jaga performa, saya selalu pemanasan dahulu sebelum main dan sesudah. Kebetulan saya tinggal di apartemen dekat sini (Elite Club Epicentrum), jadi pemanasan di air, dan itu sangat membantu sih," pungkasnya.

REKOMENDASI

TERKINI