Suara.com - Karier Indra Muhammad di dunia basket disebut-sebut bakal berakhir setelah mendapat sanksi berat dari timnya, Pacific Caesar Surabaya, di sela-sela gelaran Indonesian Basketball League (IBL) 2018/2019.
Namun, siapa sangka pebasket berambut ikal itu justru terpilih sebagai salah satu pemain yang dipanggil untuk mengikuti seleksi nasional Timnas Basket Indonesia menuju SEA Games 2019.
Sejak Senin (10/6/2019), Indra bersama 15 pebasket lainnya terus menjalani pemusatan latihan di Gelanggang Mahasiswa Soemantri Brodjonegoro (GMSB), Kuningan, Jakarta.
"Senang bisa kembali dipanggil sejak kali terakhir pada 2016 untuk persiapan SEABA. Tapi saya harus berjuang dulu, karena ini masih tahap seleksi," ujar Indra saat ditemui di GMSB, beberapa waktu lalu.
Baca Juga: Satu Grup dengan Filipina dan Korsel, Indonesia Tergabung di Grup Neraka?
Indra Muhammad sejatinya masih dalam masa hukuman larangan bertanding dari Pacific hingga Februari 2020.
Namun, kata Indra, surat pemanggilan dari PP Perbasi, selaku induk cabang olahraga basket nasional, membuat Pacific akhirnya luluh dan membiarkannya mengikuti seleksi timnas.
"Bos Pacific sih mengizinkan saya buat ikut seleksi timnas ini. Soalnya ini kan dari Perbasi jadi harus ikut," beber Indra.
Shooting guard berusia 24 tahun itu menjelaskan bahwa kontraknya dengan Pacific sejatinya sudah habis seiring berakhirnya gelaran IBL 2018/2019.
Namun, ia mengaku tetap menghormati sanksi yang diberikan klub asal kota Surabaya itu.
Baca Juga: Beda Sikap, Ini Perbandingan Komentar 3 Pembalap yang Diaspalkan Lorenzo
"Iya sih (sudah habis kontrak dengan Pacific). Tapi saya menghargai sanksinya. Dan sampai sekarang belum ada pencabutan sanksi juga kan," jelas Indra.
Indra Muhammad bersama Yerikho Christphor Tuasela mendapat sanksi larangan bermain dari Pacific Caesar lantaran dianggap telah melakukan tindakan indisipliner.
Indra dan Yerikho disebut telah melanggar aturan dengan mengikuti kegiatan di salah satu SMA di daerah Tulungagung, Jawa Tengah, tanpa persetujuan internal Pacific.
Akibat pelanggaran itu, Direktur Utama Pacific Irsan Pribadi Susanto, memberikan hukuman berat, yakni tiga tahun—sebelum dikurangi menjadi hanya satu tahun—larangan bertanding, maupun mengikuti kegiatan bola basket dalam bentuk apapun kepada keduanya.
"(Indra dan Yerikho) melanggar peraturan tim (dengan) mengikuti event tanpa persetujuan dari tim walaupun sudah diinformasikan tidak dapat izin," ujar Irsan saat dihubungi wartawan, Selasa (26/2/2019).