Di sisi lain, Susy juga mengkritisi penampilan Melati. Peraih medali emas Olimpiade 1992 Barcelona itu meminta Melati untuk terus mengembangkan potensi.
"Melati harus bisa melatih diri supaya lebih gesit, lebih lincah, penguasaan lapangan harus diperbanyak. Pemain putri pasti diincar lawan kalau di ganda campuran," ungkap Susy.
"Paling tidak, Melati harus siap, jangan lengah, jangan tegang, jangan kaku. Hal ini sangat berpengaruh, kalau dicecar, lama-lama bikin salah terus, jadi nggak bisa keluar dari tekanan," sambungnya.
Baca Juga: Ranking BWF: Juara Australia Open 2019, Jojo Geser Anthony
Kekalahan di final Australia Open 2019 merupakan kekalahan kelima beruntun yang dialami Praveen/Melati dari Wang/Huang.
Praveen/Melati belum pernah berhasil mengalahkan pasangan ranking dua dunia itu.
Permainan cepat dan kematangan strategi yang diterapkan Wang/Huang membuat Praveen/Melati kewalahan. Mereka tidak bisa keluar dari tekanan demi tekanan dan sulit mengembangkan permainan.
"Praveen/Melati juga harus lebih cerdik menganalisa lawan. Misalnya (lawan) Wang/Huang, sudah lima kali kalah. Benar-benar harus dipelajari kekalahan sebelumnya. Misalnya banyak error, ya perlu ditingkatkan fokusnya, diperkuat defense-nya," ujar Susy.
"Kalau kami lihat kan pasangan China ini pintar. Mereka tidak pernah memberi bola ke atas pada Praveen. Nah Praveen tidak dapat serangan, sedangkan ini andalan dia," lanjutnya.
Baca Juga: Fortune: Thurman Tak Akan Berani Jual Beli Pukulan dengan Pacquiao
Secara individu, Susy menilai Praveen/Melati memiliki potensi sebagai pemain ganda campuran top dunia.