Dari Pengalaman, IBL Siap Benahi Prosedur Ukur Postur Pebasket Impor

Jum'at, 31 Mei 2019 | 12:05 WIB
Dari Pengalaman, IBL Siap Benahi Prosedur Ukur Postur Pebasket Impor
Legiun asing anyar milik Hangtuah, Brysean Perine Bryquis dipulangkan IBL karena tak memenuhi syarat maksimal tinggi badan. [Dok. IBL]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kompetisi Indonesian Basketball League (IBL) musim lalu sempat diwarnai polemik terkait tinggi badan para pebasket impor bertipe small man. Belajar dari pengalaman, pihak liga bakal membenahi prosedur pengukuran ini.

Shooting guard Hangtuah, Tri Wilopo (kanan). (Humas NBL)
Shooting guard Hangtuah, Tri Wilopo (kanan) [Humas NBL].

Saat itu, IBL sempat dihebohkan oleh isu tinggi badan setelah guard milik Hangtuah. Pebasketnya, Bryquis Perine harus dipulangkan oleh IBL lantaran dianggap tak memenuhi syarat tinggi badan pebasket impor tipe small man.

Brysean Perine Bryquis yang datang di pertengahan musim untuk menggantikan posisi Garry Jacobs Jr, dinilai memiliki tinggi badan 190 cm atau lebih dua cm dari batas postur tubuh yang ditetapkan yakni 188 cm.

Saat itu, pihak Hangtuah merasa dirugikan, karena Brysean Perine Bryquis sendiri didatangkan tim melalui prosedur draft pemain asing yang sejatinya disediakan pihak IBL sendiri sebelum musim 2018/2019 bergulir.

Baca Juga: Mengaspal Mudik Lebaran 2019? Jangan Lupa Asuransi dan Kartu

Hasan Gozali selaku Direktur IBL mengakui permasalahan tinggi badan pemain impor harus segera dibenahi.

Karena itu, ia berjanji IBL akan lebih memperketat dan bersikap transparan terkait pengukuran tinggi badan yang biasanya dilakukan di sebelum musim bergulir.

"Mungkin secara mekanisme, kami akan lebih rapat dan detail lagi. Akan tetapi secara peraturan saya masih ingin sama, (pemain small man) tak lebih dari 188 cm," ujar Hasan Gozali di kawasan Sudirman, Jakarta Selatan, Kamis (30/5/2019).

Dalam proses pengukuran tinggi badan pemain asing musim lalu, pihak IBL dengan rumah sakit Royal Progres Jakarta.

Namun, validitas hasil pengukurannya menjadi tanda tanya karena dianggap kurang melibatkan pihak ketiga. Hal itu kata Hasan Gozali, akan menjadi perhatian IBL musim depan.

Baca Juga: Pemudik Bermobil, Jangan Lupa Bawa Kartu dan Nomor Penting Ini

"Mungkin pengukurannya harus disaksikan dan ditandatangani oleh pihak ketiga, misalnya. Mungkin kami ada kelemahan sistem di situ dan akan kami perbaiki," pungkasnya.

REKOMENDASI

TERKINI