Umumnya dilihat berdasarkan sisi kualitas kepemimpinan, fisik, kepiawaian menggunakan teknologi, serta pemahaman teori.
"Untuk di FIBA sendiri sudah mulai dua tahun kita punya elite program, referee elite program. Di situ, di Dunia ada berapa ratus wasit ya, dari program itu akhirnya dipilih. Ada saringannya," beber Harja.
"Mereka akan memilih, kita kan memimpin kualifikasi kejuaraan dunia ya, nah wasit Indoneisa itu ada tiga yang memimpin kualifikasi kejuaran dunia zona asia, di situ FIBA melihat penampilan kita dan menilai kualitas kita," jelasnya.
Lebih jauh, Harja berharap keberhasilannya terpilih sebagai wasit Piala Dunia FIBA 2019 bisa memacu wasit-wasit Indonesia lainnya untuk meningkatkan kualitas kepemimpinan.
"Saya berharap juga dengan adanya beberapa wasit Indonesia yang memimpin di Asia, dan saya memimpin di kejuaraan dunia (serta Piala Dunia FIBA 2019), mudah-mudahan banyak orang juga yang tertarik jadi wasit," pungkasnya.