Suara.com - Rionny Mainaky menjadi sosok paling terpukul dengan hasil jeblok yang diraih sektor tunggal putri Indonesia di Piala Sudirman 2019. Ia geregetan dengan performa Fitriani dan Gregoria Mariska Tunjung.
Sektor tunggal putri menjadi titik lemah Indonesia di Piala Sudirman 2019. Dari empat laga yang dimainkan sejak babak penyisihan grup, Fitriani cs hanya mampu memetik satu kemenangan.
Kemenangan itu ditorehkan Gregoria Mariska Tunjung saat tim Indonesia menghadapi Inggris di babak penyisihan Grup 1B. Saat itu ia mengalahkan Abigail Holden, dengan skor 21-10 dan 21-13.
Setelah itu, sektor tunggal putri gagal menyumbang poin bagi Indonesia di tiga laga selanjutnya.
Baca Juga: Evaluasi Piala Sudirman: Taufik Hidayat 'Sentil' Tunggal Putra Indonesia
Fitriani kandas di tangan Mia Blichfeldt (Denmark), sementara Gregoria dua kali beruntun takluk saat menghadapi Tai Tzu Ying (China Taipei), dan Akane Yamaguchi (Jepang).
"Ya saya tidak puas. Dalam artian kita baru latihan satu minggu, waktu persiapan belum sampai maksimal," ujar Rionny Mainaky saat ditemui di Pelatnas PBSI, Cipayung, Jakarta Timur, Rabu (29/5/2019).
"Meski begitu, saya maunya mereka itu bisa tetap tampil fight di lapangan. Jadi saat tanding bisa dapat pengalaman, daya juang, dan itu yang saya kurang puas," sambungnya.
Menurut Rionny, sektor yang dilatihnya itu seharusnya bisa menyumbangkan kemenangan lebih dari satu di Piala Sudirman 2019.
Laga krusial menghadapi Jepang harusnya bisa jadi panggung untuk Gregoria membuktikan diri.
Baca Juga: Gagal di Piala Sudirman, Ini Pesan Haru Kevin Sanjaya
"Yang terlewat itu ketika menghadapi Jepang. Harusnya kita bisa (sumbang poin). Karena kita tahu lawannya itu pendek dan kecil, mereka hanya ulet. Jadi kita kasih tekanan ke lawan, tapi justru terbalik," beber Rionny.