Taman Suropati Pecahkan Rekor Dunia Konser Orkestra

Senin, 06 Mei 2019 | 14:47 WIB
Taman Suropati Pecahkan Rekor Dunia Konser Orkestra
Keberhasilan Konser Indonesia Raya dan Memainkan Lagu Indonesia Raya Dengan Orkestra di Taman oleh Pemain Terbanyak sukses memecahkan rekor MURI, dan resmi dibuka oleh Menpora Imam Nahrawi, Minggu (5/5/2019). (Dok : Menpora).
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Keberhasilan "Konser Indonesia Raya" dan "Memainkan Lagu Indonesia Raya dengan Orkestra di Taman" oleh pemain terbanyak yang sukses memecahkan rekor MURI dan rekor dunia, yang resmi dibuka Menpora Imam Nahrawi, Minggu (5/5/2019),  tak lepas dari sosok Agustinus Esti Sugeng Dwiharso. Ia akrab dipanggil Mas Ages dan merupakan punggawa Taman Suropati Chamber (TSC). 

Pagi itu, Mas Ages yang berperawakan tinggi, besar, berjenggot, berkumis tebal, mengenakan kaus, celana jins dan topi ala baret warna merah, sibukmempersiapkan anak didiknya yang berasal dari beberapa sekolah dan komunitas . Jumlahnya mencapai 326 peserta. 

TSC merupakan komunitas yang mendapatkan rekor MURI pada 2010 sebagai "The First Music Community in the Park".

"Sebenarnya ini adalah suatu niat dari berbagai macam keinginan. Di sini kita memberikan pembelajaran biola, kemudian dari sekian angkatan yang terlibat, mereka sudah bisa membagikan ilmunya di sekolah-sekolah," tutur lelaki kelahiranKulonprogo, 7 Mei 1970 itu.

Baca Juga: Menpora Yakin Santri Mampu Bersaing di Era Reformasi Digital

Menurutnya, para peserta punya kaitan erat dengan Taman Suropati, karena mereka memulai kariernya di sini. Ia juga mengaku telah belajar di Taman Suropati sejak 12 tahun lalu.

"Mereka tidak harus latihan di tempat ber-AC, di ruang yang tertutup, tetapi latihan di atas rerumputan, di kebun. Kemudian mereka mentransfer ilmunya kepada para murid di berbagai tempat," tegas lelaki, yang pada 2006 diundang ke Den Haag, Belanda, untuk menjadi tutor orang Eropa menyosialisasikan musik keroncong.

Di taman ini sambungnya, ada kelas bibit, kelas akar, kelas dahan dan kelas ranting. Filosofinya adalah menyemai sesuatu dengan telaten dan rutin, dari bibit hingga menjadi tumbuh dan berkembang.

"Kami adalah Komunitas Musik Taman pertama di Indonesia, bahkan di dunia. Kami gunakan sebaik-baiknya untuk memberikan pendidikan kepada generasi muda yang tanggap, mau dan semangat menjalankan kreatifvitas tanpa pamrih dan memiliki orientasikepada tujuan," katanya. 

Yang membuatnya bangga hingga hari ini adalah aransemen musik yang disajikan untuk acara pemecahan rekor MURI berasal dari salah satu siswa yang pernah belajar musik di Taman Suropati.

Baca Juga: Menpora Ingin Wadah Pembinaan Atlet Berprestasi

"Empat diantara mereka yang meng-arrangement acara ini telah menjadis arjana musik atas bantuan anggota komunitas dan masyarakat yang peduli. Dari taman ini telah tumbuh para pendekar, yang akhirnya membawa anak-ana  bersiap memecahkan rekor MURI," tutur SPG Muntilan Van Lith ini.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI