Selain menggelar maraton sampai panggung musik, flying lap atau putaran kehormatan di Autodromo Jose Carlos Pace yang dilakukan Sergio Sette Camara dan Caca Bueno, acara menggeber supercars McLaren Senna GTR edition, juga digelar pameran berbagai memorabilia mendiang semasa berkarier di dunia F1.
Mulai race suits saat ia berlaga di berbagai tim (Toleman, Lotus, McLaren, dan Williams). Juga helm dengan warna dan desain khas, yang merefleksikan bendera Brasil, sampai raket tenis yang ia gunakan saat berlatih fisik.
Dan jangan sangka bila para pengunjung hanyalah warga Brasil serta luar negeri dari zaman old semata. Generasi milenial hingga anak-anak pun larut dalam antusiasme "bertemu" Ayrton Senna. Apalagi, Senna TV, sebuah kanal dari Ayrton Senna Institute juga memiliki serial kartun khusus anak berjudul "Senninha" alias Senna Cilik.
Namun di atas semua itu, salah satu momentum paling dramatis adalah saat pesawat udara membentuk formasi arrows melintas di atas panggung utama Senna Day Festival di Sirkuit Interlagos. Hati para warga Brasil serta penggemar Ayrton Senna di manapun, tak terkecuali Suara.com serasa bergetar.
Baca Juga: Wuih, Kerennya Supercars dan Kendaraan Mewah di Telkomsel IIMS 2019
Perasaan merinding yang serupa hadir 25 tahun silam, saat pesawat tempur Angkatan Udara Brasil membentuk formasi arrows di atas langit Sao Paulo, menjemput pesawat komersial yang membawa peti jasad Ayrton Senna dari Italia.
Saat itu, Negeri Samba sangat berduka, hingga diumumkan tiga hari berkabung nasional, untuk memberikan waktu cukup bagi warga negara mereka yang ingin memberikan penghormatan terakhir kepada Ayrton Senna da Silva.
Kini, 25 tahun kemudian, warisan semangat Ayrton Senna belum pudar. Terutama sebuah kata yang menggambarkan sosoknya sendiri: determination. Saudade, meu campeio (rasa duka mendalam, sang juara, dalam bahasa Indonesia). Dan tagar baru pun kini muncul di berbagai laman media sosial, #MeuAyrton, yang bisa diartikan Ayrton Kami atau Ayrton Saya.