Suara.com - Pebasket senior Pelita Jaya Basketball, Ponsianus Nyoman Indrawan memutuskan pensiun dari dunia basket profesional. Ia pun meninggalkan pesan bagi rekan-rekannya untuk selalu semangat dalam berlatih.
Faktor usia dan kondisi fisik yang dirasa sudah kurang mumpuni jadi pertimbangan utama pebasket yang akrab disapa Komink ini memutuskan pensiun.
Di samping itu, kontraknya dengan Pelita Jaya juga akan habis pada Agustus 2019 mendatang.
Pelita Jaya kini telah memiliki pelatih baru, yakni Octaviarro Tamtelahitu. Ocky—sapaan akrab Octaviarro—menggantikan posisi Fictor Roring yang beralih jabat menjadi general manager.
Baca Juga: Setelah Liliyana Natsir, Giliran Hanna Ramadini Pensiun dari Bulutangkis
Kedatangan Ocky diharapkan Komink bisa membuat Pelita Jaya semakin sukses.
Pebasket kelahiran 13 Agustus 1985 itu juga berpesan agar rekan-rekannya semangat latihan dan menghormati instruksi sang pelatih.
"Ya yang pasti harus semangat, dapat pelatih baru dengan record yang bagus, jadi peluang juara tetap terjaga. Yang penting semangat latihan dan nurut serta percaya kepada pelatih," ujar Komink saat dihubungi wartawan, Selasa (30/4/2019).
Setelah pensiun, Komink mengaku sudah memiliki rencana ke depan. Ia ingin membuka usaha sekaligus meniti karier sebagai pelatih basket profesional.
"Saya mau semuanya. Mau usaha, sambil melatih juga kalau bisa," tutur Komink.
Baca Juga: Garang di Ring, Petinju Ini Dibuat KO Berkali-kali oleh Aktris Seksi Ini
"Untuk menjadi pelatih profesional sih saya belum siap. Saya mulai dari awal dulu, melatih anak-anak kecil sambil memantapkan lisensi," ungkapnya.
Komink yang berposisi sebagai power forward, merupakan salah satu pebasket yang namanya kerap menghiasi daftar skuat Timnas Basket Indonesia.
Sebelum membela klub Pelita Jaya Basketball, Komink tercatat juga sempat menjadi andalan di klub Bimasakti Nikko Steel Malang dari 2007 hingga 2009.
Bersama Pelita Jaya, Komink sempat merasakan gelar juara Indonesian Basketball League (IBL) pada musim 2017. Saat itu ia menjadi pilar penting saat timnya menekuk Satria Muda Pertamina Jakarta di partai final.