Suara.com - Legenda bulutangkis Indonesia, Rudy Hartono mengkritik selebrasi Jonatan Christie yang disebutnya kerap meluap-luap. Tunggal putra muda Indonesia itu dinilainya kurang mencerminkan etika pebulutangkis Asia.
Selebrasi yang dimaksud dalam hal ini adalah saat Jonatan Christie berhasil meraih medali emas Asian Games 2018 Jakarta-Palembang.
Jonatan yang menumbangkan Chou Tien Chen (China Taipei) di partai final, tak kuasa menahan kegembiraannya. Ia sampai melepas baju yang dikenakan pada laga itu dan melemparkannya ke arah penonton.
Rudy Hartono mengatakan perangai seorang pemain bisa terlihat dari gerak-geriknya di dalam lapangan.
"Anak ini kelihatan kalau bagi saya dari dalam lapangan saja tidak bisa meredam (emosi) kalau dia dalam keadaan yang bagaimana, misalnya saat senang dan tidak senang," ujar Rudy Hartono saat ditemui di Gedung Jaya Raya, Thamrin, Jakarta, Jumat (26/4/2019).
"Kalau orang senang saja kelihatannya seperti itu gayanya (buka baju), apalagi tidak senang. Ekspresinya kan kelihatan," sambung peraih delapan gelar All England.
Rudy menjelaskan, sebuah selebrasi sejatinya tak bisa jadi pegangan untuk melihat karakter atlet di luar lapangan.
Namun, ia khawatir selebrasi yang meluap-luap muncul berbarengan dengan emosi negatif, terutama saat sang atlet mengalami kesulitan.
"Yang paling berbahaya bukan saat menang, tapi kalau dia dalam depresi, itu bahaya, orang seperti itu bisa eksplosif. Itu ciri-cirinya, tapi tidak semua seperti itu," pungkas Rudy Hartono.
Jonatan Christie sendiri baru-baru ini gagal meraih hasil positif saat turun di Kejuaraan Bulutangkis Asia 2019.
Pebulutangkis 21 tahun itu langsung tersingkir di babak pertama. Jonatan Christie gagal melewati hadangan wakil Jepang, Kenta Nishimoto, dengan skor 21-19, 19-21, dan 10-21, Rabu (24/4/2019) lalu.