Suara.com - Setiap tanggal 21 April, bangsa Indonesia merayakan hari lahir dari tokoh perempuan yang juga merupakan pahlawan nasional, Raden Adjeng (RA) Kartini. Perempuan kelahiran Jepara pada tahun 1879 itu terkenal sebagai pelopor kebangkitan perempuan Indonesia.
Semasa hidupnya, RA Kartini yang terlahir di kalangan priayi, dikenal giat memperjuangkan emansipasi perempuan. Salah satu isu yang dikritisinya adalah hak perempuan untuk mendapat pendidikan.
Kartini yang wafat pada 17 September 1904 (pada usia 25 tahun), pada akhirnya memang tak sempat mencicipi hak pendidikan karena lebih dulu dipersunting Bupati Rembang, Raden Adipati Joyodiningrat. Namun, api semangat juangnya terus menyala dan menginspirasi generasi selanjutnya.
Perjuangan Kartini soal pendidikan juga turut menginspirasi Berllian Marsheilla. Pevoli cantik ini sangat mementingkan pendidikan disamping kariernya sebagai seorang atlet.
Baca Juga: Bicara Kartini, Susy Susanti Ajak Perempuan Berani Menggapai Mimpi
Menurut Berllian, apa yang dilakukan Kartini pada zamannya harus bisa dijadikan contoh para perempuan Indonesia. Selain mementingkan karier, kaum hawa disebutnya harus mengutamakan pendidikan dan ilmu.
"Meski saya adalah atlet, saya tak akan lupakan soal pendidikan. Banyak yang tahu saya dilema antara pendidikan dan karier sebagai atlet, tapi pada akhirnya saya mendahulukan menimba ilmu," ungkap Berllian Marsheilla saat dihubungi Suara.com, Minggu (21/4/2019).
Berllian memang sempat dipersimpangan jalan saat dipaksa memilih pendidikan atau karier sebagai pevoli. Pada akhirnya, ia memilih pendidikan dan harus rela absen di dua perhelatan SEA Games, yakni pada edisi 2009 dan 2011.
Berllian akhirnya kembali meniti karier sebagai pevoli dua tahun kemudian. Saat itu dirinya langsung dipanggil untuk memperkuat Timnas Voli Putri Indonesia untuk menghadapi ajang SEA Games 2013 di Naypyitaw, Myanmar.
Namun, perjuangan Sheilla --sapaan akrab Berllian Marsheilla-- dalam menggapai pendidikan tinggi tak sampai di situ. Saat memperkuat tim putri Jakarta Elektrik PLN di ajang Proliga 2017, ia harus menanggung dua beban sekaligus.
Baca Juga: 7 Kartini Masa Kini di Dunia Olahraga Indonesia
Beban pertama bagi Sheilla adalah kewajibannya untuk memperkuat Jakarta Elektrik PLN. Sementara yang kedua adalah menyelesaikan urusan skripsi demi meraih gelar sarjana Ilmu Komunikasi.