![Petinju Putri Iran Sadaf Khadem (kiri) memenangkan pertarungan atas petinju Perancis Anne Chauvin dalam duel di Royan, Prancis, Sabtu (13/4/2019). [AFP/Mehdi Fedouach]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2019/04/18/55731-petinju-putri-iran-sadaf-khadem.jpg)
Khadem mulai menekuni tinju sejak empat tahun lalu dan berlatih keras di klub kebugaran miliknya yang khusus untuk kaum perempuan.
Di Prancis, Khadem berlatih di Institut Olahraga Nastional, dimana ia mendapat lisensi untuk berlatih dan bertanding.
"Saya berharap pertarungan pertama ini akan membuka jalan dan saya bisa melangkah lebih jauh untuk mengukir sejarah bagi olahraga tinju Iran," kata Khadem sebelum bertarung.
"Di negara saya, sebenarnya banyak perempuan yang berlatih tinju dan saya persembahkan pertarungan ini untuk mereka," tambahnya.
![Petinju Putri Iran Sadaf Khadem (kiri) bersama sang pelatih Mahyar Monshipour (kedua dari kiri) dalam pertarungan melawan petinju Perancis Anne Chauvin dalam duel di Royan, Prancis, Sabtu (13/4/2019). [AFP/Mehdi Fedouach]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2019/04/18/34664-petinju-putri-iran-sadaf-khadem.jpg)
Sementara itu, Federasi Tinju Internasional (AIBA) baru-baru ini telah menyetujui penggunaan hijab bagi atlet putri yang beragama Islam pada pada pertandingan internasional.
Sebelumnya, Federasi Bola Voli Internasional (FIVB), Federasi Sepak Bola Internasional (FIFA) dan Federasi Basket Internasional (FIBA) juga sudah menyetujui penggunaan hijab dalam pertandingan internasional.
Pertandingan tinju putri memang belum bisa dipertandingkan secara resmi di Iran karena jumlah wasit dan pelatih. Karena itu, petinju wanita yang menekuni lebih banyak berlatih di klub-klub pribadi atau taman.