Suara.com - Rider Repsol Honda, Marc Marquez terus mendominasi perebutan gelar juara MotoGP dalam beberapa musim terakhir. Ducati sebagai tim rival, mengaku terus mencari cara untuk menghentikan laju pebalap Spanyol ini.
Marc Marquez telah meraih lima gelar dari enam musim mengaspal di kelas MotoGP. Sejak bergabung dengan Repsol Honda pada 2013 silam, hanya satu kali The Baby Alien (julukan Marc Marquez) gagal meraih trofi juara yakni pada musim 2015.
Saat itu, The Baby Alien tampil buruk dengan enam kali gagal finis. Hal ini membuat Jorge Lorenzo yang masih menjadi rekan Valentino Rossi di Yamaha, keluar sebagai juara.
Tim Ducati sendiri bukannya tanpa hasil dalam upaya menjegal laju Marc Marquez di MotoGP. Sejak dua musim lalu, pebalap Ducati, Andrea Dovizioso selalu menjadi rival terkuat Marquez dalam perebutan gelar juara.
Baca Juga: Seru, Ducati Boyong Amunisi Baru ke Indonesia
Namun, karena berbagai faktor, Andrea Dovizioso belum mampu menjegal sang tujuh kali juara dunia. Capaian paling tinggi Dovi (julukan akrab) Dovizioso hanyalah menjadi runner-up.
Direktur tim Ducati, Paolo Ciabatti mengakui jika Marc Marquez adalah pebalap yang spesial. Kini pihaknya masih terus mencari cara agar rider Ducati menjadi orang paling tersenyum lebar di akhir musim MotoGP 2019 nanti.
"Marc Marquez adalah seorang pebalap yang luar biasa. Dia sering mengejutkan kami dengan tindakan yang hanya bisa dilakukan olehnya," ujar Paolo Ciabatti dilansir Speedweek, Senin (8/4/2019).
Dalam dua seri MotoGP 2019, baik Ducati dan Repsol Honda kini berbagi masing-masing satu kemengan. Andrea Dovizioso berjaya di seri perdana GP Qatar, sementara Marc Marquez menang di GP Argentina.
Meski percaya jika tahun ini Ducati akan memberikan perlawanan lebih sengit kepada Marc Marquez. Paolo Ciabatti merasa khawatir karena persaingan perebutan gelar juara saat ini semakin sengit dengan membaiknya performa Yamaha dan munculnya rising star dari Suzuki, Alex Rins.
Baca Juga: Awas, Jangan Terlalu Lama Akrobatik, Motor Bisa Ngambek!
"Apa yang tampaknya menjadi masalah adalah musim ini perebutan gelar juara dunia akan lebih keras dari tahun lalu," tutur Paolo Ciabatti.