Suara.com - Mantan pebulutangkis nasional, Liliyana Natsir menagih janji pemerintah perihal tunjangan hari tua bagi atlet peraih medali Olimpiade bagi Indonesia.
Hal itu dikatakan Butet --sapaan akrab Liliyana-- saat menghadiri acara pemberian Surat Keputusan (SK) Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) kepada 286 atlet berprestasi termasuk dirinya di Wisma Kemenpora, Jakarta, Selasa (2/4/2019).
Liliyana yang merupakan peraih medali emas Olimpiade 2016 bersama Tontowi Ahmad, mengaku bersyukur bisa menjadi satu dari 286 atlet penerima SK CPNS.
Namun, tanpa mengurangi rasa hormat, perempuan 33 tahun itu menyebut jika pemerintah juga harus memperhatikan kesejahteraan para Olympian --peraih medali Olimpiade-- yang telah berusaha keras mengibarkan bendera Indonesia di mutlievent paling bergengsi di dunia.
Baca Juga: Eko Yuli dan Liliyana Natsir Bangga Jadi CPNS Menpora
"Kalau saya sebagai Olympian ya berharapnya itu (tunjangan hari tua Olympian). Karena kan sudah sempat ada statment-nya," ujar Liliyana Natsir.
Sebelumnya, pemerintah berjanji memberi apresiasi tinggi bagi atlet peraih medali di gelaran Olimpiade. Setiap Olympian akan mendapat uang tunjangan yang jumlahnya tergantung dari medali yang berhasil diraih.
Bagi peraih medali emas, pemerintah menganggarkan tunjangan Rp 20 juta perbulan, perak Rp 15 juta perbulan, serta perunggu Rp 10 juta perbulan. Tapi, tunjangan itu hanya berjalan satu tahun setelah Olimpiade 2016.
Menurut Butet, penghargaan untuk para Olympian bukan berarti atlet peraih Olimpiade merasa lebih hebat dari atlet lainnya. Namun, tunjangan hari tua sangat penting bagi Olympian generasi sebelumnya.
"Ini tidak diwariskan, tunjangannya seumur hidup. Kalau ini (tunjangan Olympian) bisa mencangkup atlet yang dulu-dulu. Kalau PNS kan tidak. Tidak mungkin atlet (generasi) dulu jadi PNS," tukasnya.
Baca Juga: Liliyana Ingin Saksikan Langsung Aksi Owi / Winny di Indonesia Open 2019