Suara.com - Seorang pejabat tinggi Federasi Tinju Rusia, Umar Kremlev mengaku siap membayari utang Asosiasi Tinju Internasional (AIBA) pada Komite Olimpiade Internasional (IOC) sebesar 16 juta dolar AS atau sekitar Rp 227 miliar.
Namun, Kremlev mengajukan satu syarat. Syaratnya IOC akan tetap mempertandingkan olahraga tinju di Olimpiade 2020 Tokyo mendatang bila utang tersebut dilunasi.
Tawaran itu disampaikan lewat sepucuk surat yang dikirimkan kepada para pejabat senior IOC yang bermarkas di Lausanne, Swiss, Kamis (28/3/2019) kemarin.
"Saya siap menutupi semua utang AIBA, asalkan olahraga favorit kami tetap ada dalam program Olimpiade," tulis Kremlev, tanpa menyebut asal dari sumber uang tersebut, dikutip dari ESPN, Jumat (29/3/2019).
Baca Juga: Remas Bokong dan Paksa Ciuman, Petinju Kubrat Pulev Diseret ke Jalur Hukum
Masalah yang dihadapi AIBA sendiri tak hanya sebatas persoalan keuangan. Pihak IOC juga menyoroti terpilihnya Gafur Rakhimov sebagai presiden baru AIBA beberapa bulan lalu.
Sebelumnya, IOC 'mengancam' mencoret olahraga tinju dari pertandingan Olimpiade 2020 bila Rakhimov terpilih sebagai presiden AIBA.
Gafur Rakhimov, pengusaha asal Uzbekistan, telah dituduh Departemen Keuangan AS terlibat dalam perdagangan heroin internasional.
Rakhimov sendiri berkali-kali telah membantah tuduhan tersebut. Pekan lalu, Rakhimov pun menyatakan mundur dari kursi presiden AIBA.
IOC sendiri rencananya baru akan mengambil keputusan dipertandingkan atau tidaknya olahraga tinju di Olimpiade 2020 pada 22 Mei mendatang.
Baca Juga: Jadwal Pertandingan Wakil Indonesia di Perempat Final India Open Hari Ini