Suara.com - Shooting guard Stapac Jakarta, Abraham Damar Grahita mengaku lega bisa membawa timnya meraih gelar juara Indonesian Basketball League (IBL) 2018/2019. Ia senang karena jerih payahnya dan tim selama ini terbayar tuntas.
Abraham yang merasa terkesan dengan revolusi taktik dan ide yang dibawa sang pelatih, Giedrius Zibenas, mengakui jika perjuangan Stapac mengarungi IBL musim ini sungguh tak mudah.
Diakui Abraham, baik dirinya maupun para pemain lain sering mendapat teguran bahkan omelan dari sang pelatih. Ya, ini terjadi jika para pemain kurang fokus dalam berlatih maupun saat bermain buruk di suatu laga.
Karena itu, bisa menghantarkan Stapac Jakarta mengakhiri puasa gelar IBL yang telah berlangsung selama lima tahun, diakui Abraham sebagai suatu hal yang amat berkesan.
Baca Juga: Konsisten Sepanjang Musim, Pelatih Sebut Stapac Layak Juara IBL
"Semua pengorbanan terbayar. Setiap latihan dimarahi pelatih sudah terbayar lunas dengan gelar juara!" tutur Abraham Damar Grahita dalam rilis yang diterima Suara.com.
Lebih jauh, Abraham membeberkan kunci kemenangan Stapac atas Satria Muda Pertamina Jakarta di laga kedua final IBL 2018/2019. Menurutnya, Stapac mampu cepat beradaptasi saat mendapat tekanan di akhir babak pertama.
"Satria Muda tim bagus, tapi Stapac fokus pada pembenahan diri sendiri pada babak kedua," beber pebasket pertama Indonesia yang memiliki signature shoes atau sepatu khusus atas namanya sendiri tersebut.
Seperti diketahui, Stapac Jakarta menjadi kampiun IBL 2018/2019 setelah kembali menang atas Satria Muda di laga kedua final yang berlangsung di GOR C-Tra Arena, Bandung, Sabtu (23/3/2019). Mereka menang telak dengan skor 74-56.
Sebagai informasi, ini merupakan trofi juara ke-13 bagi Stapac sejak pertama kali mengikuti Kompetisi Bola Basket Utama (Kobatama) pada 1988 silam. Kala itu mereka masih mengunakan nama Asaba Jakarta.
Baca Juga: Bawa Stapac Juara IBL, Savon Goodman Terpilih Jadi MVP