Suara.com - Jelang bergulirnya Olimpiade 2020 Tokyo, sektor ganda campuran Indonesia mendapat sorotan tajam. Sektor ini ditantang untuk mempertahankan emas Olimpiade.
Berakhirnya era pasangan emas Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir membuat sektor ganda campuran Indonesia harus membangun ulang kekuatan.
Seperti diketahui, Owi/Butet—sapaan akrab Tontowi/Liliyana—harus berpisah setelah Butet memutuskan gantung raket pada Januari lalu.
Ajang Indonesia Masters 2019 akhir Januari 2019 lalu jadi penampilan terakhir bagi pasangan peraih medali emas Olimpiade 2016 Rio de Janeiro ini.
Baca Juga: Pro Kontra Keamanan, Sirkuit Mandalika Dijamin Aman untuk MotoGP Indonesia
Selain dipusingkan dengan mencari pengganti Owi/Butet, kini sektor yang diasuh Richard Mainaky itu juga punya tantangan lain, yakni pertahankan emas di Olimpiade 2020.
Hal itu sebagaimana disampaikan legenda bulutangkis Indonesia, Christian Hadinata.
"Tradisi emas Olimpiade sektor ganda campuran itu ada di generasi sekarang," kata Christian Hadinata kepada Suara.com, di Galeri Indonesia Kaya, kawasan Thamrin, Jakarta, Rabu (20/3/2019).
"Jadi sejauh mana tradisi emas ganda campuran yang empat tahun lalu diraih Owi/Butet di Brasil, kalau bisa dipertahankan pada 2020 nanti," sambung peraih dua medali emas Kejuaraan Dunia 1980 itu.
Baca Juga: Marc Marquez: Honda Tak Terima Bila Motor Lain...
Selepas berpisahnya Owi/Butet, sektor ganda campuran Indonesia kini digawangi oleh Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti dan Hafiz Faizal/Gloria Emanuelle Widjaja.
Kedua pasangan itulah yang mendapat Surat Keputusan (SK) Prioritas menuju Olimpiade 2020 Tokyo.
Christian Hadinata yang juga pernah meraih tiga gelar All England itu pun berharap Praveen Jordan cs mampu melanjutkan tongkat estafet yang ditinggalkan Owi/Butet.
"Itu belum pernah kejadian di (sektor ganda campuran) Indonesia. Meraih medali emas Olimpiade dalam dua edisi beruntun dengan pemain yang sama atau nomor yang sama," tukasnya.