Suara.com - Nama Valentino Rossi sudah sangat melekat dengan gelaran MotoGP. Memulai karier di balapan Grand Prix pada 1996, The Doctor yang pernah juga menggunakan nickname Valentinik dan Rossifumi sudah menempel bak ikon bagi kejuaraan balap motor paling bergengsi di dunia.
Selama 23 tahun kariernya, pebalap kelahiran Urbino, Italia ini telah memenangkan banyak gelar, mulai kelas 125 cc, 250 cc dan 500 cc atau kini lebih dikenal dengan nama MotoGP.
Dan sampai saat ini, Valentino Rossi tercatat sebagai pebalap MotoGP tersukses sepanjang masa. Kakak tiri dari pebalap Moto2 Luca Marini itu telah meraih sembilan gelar juara dunia, dan tujuh di antaranya diukir pada kelas tertinggi. Yaitu 500 cc.
Selain prestasi, Valentino Rossi memiliki daya tarik tersendiri dari sisi kharisma dan karakternya yang jenaka. Tak heran, masyarakat yang kurang menggemari MotoGP pun tahu siapakah Valentino Rossi. Dan entah sudah berapa banyak bayi yang dinamai mirip dengannya, termasuk di Indonesia.
Baca Juga: Selandia Baru akan Siarkan Langsung Azan Jumat Pertama Pasca Penembakan
Sayangnya, kiprah pebalap pemilik nomor 46 ini di MotoGP diprediksi bakal segera berakhir, mengingat usianya sudah menginjak 40 tahun. Lalu, bagaimana jadinya gelaran MotoGP tanpa sang rider ikonik Valentino Rossi?
Pebalap yang selain mengaspal di balap roda dua (R2) juga turun balap roda empat (R4) antara lain di Monza Rally Show ini sudah punya jawaban. Menurutnya, MotoGP tanpa dirinya tak akan jauh berbeda. Persaingan dinilai akan tetap berlangsung seru.
"Jika saya berhenti, tidak akan ada yang berubah. MotoGP akan tetap menjadi MotoGP. Akan tetapi, saya senang karena kejuaraan ini nantinya akan lebih dikenal setelahnya," kata Valentino Rossi dilansir dari Speedweek, Kamis (21/3/2019).
Meski akhir karier seorang Valentino Rossi di MotoGP belum diketahui persis, rider Italia itu secara tak langsung telah menyiapkan para pebalap penerus melalui sekolah balap miliknya, VR46 Riders Academy.
Anak didik Rossi saat ini sudah mulai unjuk gigi baik di kelas Moto3, Moto2 maupun MotoGP. Sebut saja Franco Morbidelli dan Franscesco "Pecco" Bagnaia, yang telah mengikuti jejak sang guru ke kelas MotoGP.
Baca Juga: Rilis Kereta Api Baru, Wisata ke Gunung Fuji Kini Cuma 2 Jam dari Tokyo
Franco Morbidelli yang menembus kelas MotoGP sejak tahun lalu, kini memperkuat tim Yamaha Petronas SRT. Sedangkan Pecco Bagnaia yang menjadi rookie tahun ini, diikat kontrak oleh tim Alma Pramac Racing.