Suara.com - Bagaikan sebuah urban legend, kompetisi basket putra tertinggi di Tanah Air, Indonesian Basketball League (IBL) memiliki mitos tersendiri. Khususnya saat musim memasuki babak final.
Dalam dua musim terakhir, setiap tim yang tampil perkasa di musim reguler, justru selalu gagal keluar sebagai juara. Hal itu dialami Satria Muda dan Pelita Jaya.
Satria Muda yang mendominasi musim reguler IBL 2016/2017, nyatanya harus tertunduk lesu di partai final kala dikalahkan sang rival Pelita Jaya.
Sementara setahun kemudian, giliran Pelita Jaya yang merasakan 'kutukan' tersebut.
Baca Juga: Eks Bos Sarankan Manny Pacquiao Jangan Lawan Errol Spence, Ini Alasannya
Tim yang saat itu dilatih Johannis Winrar dan tampil dominan di musim reguler, justru terkapar di partai final. Gelar IBL direbut Satria Muda.
Kini, situasi semacam itu tengah menghampiri Stapac Jakarta. Tim asuhan Giedrius Zibenas itu tampil sangat impresif dimusim reguler dengan mencatatkan 17 kemenangan beruntun dari 18 laga.
Akankah mitos tersebut berlaku pula bagi Stapac Jakarta?
Terkait hal itu, pihak Stapac Jakarta tak memercayai mitos final IBL tersebut. Mereka justru termotivasi untuk mematahkan hal itu dan merengkuh gelar juara yang kali terakhir mereka dapatkan pada 2014 silam.
Baca Juga: Jepang Sebenarnya Enggan Melepas Rionny Mainaky
"Kami mau patahkan mitos itu agar bisa jadi juara musim ini," ujar kapten Stapac, Oki Wira Sanjaya saat konferensi pers jelang laga final IBL 2018/2019 di kawasan Kebayoran Baru, Jakarta, Selasa (19/3/2019).
"Kami hanya ingin menjadi juara. Tahun ini kami tidak mau kehilangan gelar karena sudah mengorbankan banyak hal," sambungnya.
Di babak final IBL 2018/2019, Stapac Jakarta akan menghadapi sang juara bertahan, Satria Muda Pertamina.
Berdasarkan head-to-head musim ini, Abraham Damar Grahita dan kawan-kawan menang telak atas Satria Muda 2-0.
Namun, meski tampil impresif selama musim reguler, Stapac enggan meremehkan potensi Satria Muda.
Menurut pemain senior Stapac, Rizki Efendi, timnya merupakan underdog di laga final nanti.
"Meskipun di atas kertas kami diunggulkan, kami tetap menganggap diri kami sebagai underdog. Pelatih kami justru tak suka jika kami dalam keadaan diunggulkan," tukas Rizki.
Laga final antara Satria Muda vs Stapac Jakarta itu akan menggunakan format Best-of-3. Artinya, tim yang mampu meraih dua kemenangan lebih dulu, maka berhak keluar sebagai juara.
Pertandingan bertajuk El Calsico itu akan berlangsung pada 21 Maret di Britama Arena, Jakarta, dan 23 Maret di GOR C-Tra Arena, Bandung. Namun jika kedudukan sama kuat 1-1, laga penentuan akan dilangsungkan pada 24 Maret di C-Tra Arena.