Suara.com - Bicara mengenai perbulutangkisan Indonesia tak lengkap rasanya bila tak menyebut salah satunya klan Mainaky atau Mainaky bersaudara. Ya, sejak tiga dekade silam, keluarga asal Ternate itu memiliki andil membesarkan bulutangkis Tanah Air.
Tak sedikit prestasi yang telah ditelurkan klan Mainaky, baik secara langsung maupun tidak langsung, bagi Merah Putih.
Sebut saja Richard Mainaky, Rexy Mainaky, hingga Marleve Mainaky. Ketiganya telah memberikan segudang gelar bergengsi bagi dunia bulutangkis Indonesia.
Richard banyak memberikan gelar lewat kiprahnya sebagai peracik strategi ganda campuran Pelatnas PBSI.
Baca Juga: Kisah Sabrina Sameh, Pebalap Cantik yang Banting Setir dari Drag Race
Medali emas Olimpiade 2016 Rio de Janeiro yang digenggam pasangan ganda campuran, Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir, tak lepas dari buah racikan seorang Richard Mainaky.
Sementara, Rexy yang kini menjabat kepala pelatih Timnas Bulutangkis Thailand, pernah memberikan segudang gelar saat masih aktif bermain.
Bersama Ricky Soebagdja, pria 51 tahun itu meraih medali emas ganda putra Olimpiade 1996 Atlanta.
Sedangkan kiprah Marleve di dunia bulutangkis Tanah Air mirip-mirip dengan sang kakak, Rexy Mainaky.
Pria bernama lengkap Marleve Mario Mainaky itu merupakan jawara Indonesia Open 2001 di sektor tunggal putra.
Baca Juga: Gara-gara Ini Tontowi dan Liliyana Kembali Dipersatukan
PBSI sendiri kelihatannya tak ingin menyia-nyakan magis dari tangan klan Mainaky.
Pada Jumat (15/3/2019) lalu, induk olahraga bulutangkis Indonesia itu resmi mengumumkan penunjukan Rionny Mainaky sebagai kepala pelatih tunggal putri pelatnas.
Rionny Mainaky yang merupakan anak ketiga dari tujuh Mainaky bersaudara, akan bereuni dengan Richard yang hingga saat ini menjadi satu-satunya klan Mainaky yang masih berada dalam barisan Pelatnas PBSI.
Rionny kembali ke Tanah Air setelah mengakhiri kontraknya bersama Timnas Bulutangkis Jepang.
Berkiprah di Negeri Sakura sejak 2010, pelatih 53 tahun itu merasa jenuh dan memutuskan mengabdi kepada bumi pertiwi.
"Saya memang mau kembali ke Indonesia. Lalu kebetulan kalau pulang ya saya mau kerja apa lagi (selain jadi pelatih)? Dan PBSI ternyata butuh, saya lihat dari tunggal putri Indonesia memang masih lemah, ya sudah," kata Rionny mengenai penunjukannya sebagai kepala pelatih tunggal putri kepada Suara.com.